Enam

429 68 5
                                    

Satu jam setengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam setengah.

Ya kurang lebih selama itu Siyeon menunggu Jeno di depan gedung acara ulang taHun temannya tadi.

Awalnya sebenarnya berjalan biasa saja, Siyeon menikmati setiap acara ulang tahun itu walaupun sebenarnya ia sudah sangat ingin pulang karena baju dan sepatu yang ia gunakan sangat tidak nyaman. Di tengah-tengah acara, Hyunjin lelaki yang sepertinya pacar baru Yeji itu membuat ulah. Sepertinya ia mabuk karena terlalu banyak meminum alkohol dan ia mulai membuat keributan disana. Saat Yeji berusaha menenangkannya gadis itu malah mendapatkan perlakuan kasar dari Hyunjin, Jeno yang melihat itu tidak tinggal diam ia hendak memukul balik Hyunjin namun untung saja Jaemin berhasil menahannya dan Hyunjin di bawa pulang oleh teman-temannya.

Dan disinilah masalahnya berasal, Yeji menangis dan itu membuat Jeno melupakan Siyeon begitu saja. Siyeon tidak begitu ingat, namun yang terakhir ia lihat adalah Jeno merangkul Yeji membawanya ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja.

Siyeon pikir mungkin Jeno hanya mengantarkan Yeji pulang dan ia akan kembali lagi kesini menjemput Siyeon. Tidak mungkin juga Jeno meninggalkan Siyeon sendirian disini bukan? Tas yang berisi dompet dan ponsel Siyeon juga semuanya ada di dalam mobil Jeno.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ingin rasanya Siyeon menangis karena jalanan begitu sepi, cuaca juga sangat dingin apalagi Siyeon hanya menggunakan dress pendek yang sangat tipis.

"Chan.."

2 jam sudah berlalu, Siyeon menyerah menunggu Jeno akhirnya ia meminta bantuan pada orang yang kebetulan lewat untuk meminjam ponsel agar bisa menelpon Haechan, untunglah Haechan belum tidur.

"Apa sih Di? Ini udah malem gue baru mau tidur."

"Lo.. bisa jemput gue?"

Suara Siyeon yang bergetar membuat Haechan terbangun dan secepat itu ia langsung menjemput Siyeon ke alamat yang ia berikan.

Haechan mengendarai motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Karena jalanan sudah sepi Haechan tiba lebih cepat di tempat Siyeon berada.

Saat melihat Haechan turun dari motornya, Siyeon buru-buru menghapus air matanya kemudian tersenyum seolah tidak terjadi apapun, "Sorry, hehe."

Haechan menatap Siyeon dengan tatapan khawatir, tanpa bertanya apapun ia langsung memberikan jaketnya pada Siyeon dan menyuruh Siyeon untuk menggunakan sepatunya.

"Nanti kalo gue pake sepatu lo, lo pake apa?"

Haechan tidak menjawab, ia justru memakaikan helm pada Siyeon.

"Chan?"

"Udah gak usah banyak tanya buruan naik." Jawab Haechan setelah ia menaiki lagi motornya.

Siyeon menurut dan langsung naik.

Haechan mengendarai motornya dalam diam, ia tahu di belakang Siyeon sedang menangis walaupun sudah berusaha agar tidak terdengar olehnya. Sebenarnya Haechan ingin bertanya agar tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, Siyeon bukan anak yang suka keluar malam apalagi sampai selarut ini. Baju mewah dan juga feminin itu juga terasa sangat aneh untuk Haechan lihat, Siyeon memang terlihat sangat cantik tapi itu seperti bukan Siyeon yang ia kenal.

Tapi seperti biasanya, Haechan selalu menunggu Siyeon memberitahunya terlebih dahulu. Setahunya sampai sekarang Siyeon dan Haechan tidak pernah mempunyai rahasia, mereka selalu berbagi kesulitan dan selalu bercerita tentang masalah apapun.








Endless | Jeno Siyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang