"Kak Siyeonnn!" Naeun berlari-lari ke kamar Jeno sambil membawa boneka barunya.
"Naeun jangan berisik, kakak lagi pusing."
"Loh kok kak Yeji yang ada disini? Kak Siyeon mana?"
"Jangan ngaco, Siyeona nggak ada kesini."
Naeun mengerucutkan bibirnya, "Naeun nggak ngaco. Kak Siyeon tadi emang kesini, ini buktinya dia ngasih Naeun boneka lagi." Ujarnya sambil menunjukkan boneka dari Siyeon, "Katanya dia mau lihat kakak tapi kok malah kak Yeji yang ada disini?"
Detik itu juga Jeno langsung menyibakkan selimut yang sedari tadi ia gunakan, kemudian mengambil kunci mobil di nakas. Namun Yeji menahannya, "Sorry Ji gue harus pergi."
"Lo masih sakit Jen."
"Gue gak peduli." Jeno menepis pelan tangan Yeji.
Yeji tidak mau menyerah, ia kembali menahan Jeno dengan memeluknya dari belakang, "Jangan pergi please."
Jeno menatap tangan Yeji yang sedang memeluknya, aneh rasanya pelukan Yeji tidak lagi senyaman dulu, "Ji.. Kita udah berakhir. Lo lupa?"
Jeno melepaskan pelukan Yeji dan pergi untuk menemui Siyeon. Ia harus menjelaskannya, Jeno tidak mau sampai Siyeon salah paham.
Tempat pertama yang Jeno tuju adalah flat Siyeon, namun pintunya masih terkunci itu artinya Siyeon tidak ada di dalam. Kemudian Jeno pergi ke tempat Siyeon bekerja, namun ia hanya mendapati Haechan yang menatapnya heran. Tadinya Jeno ingin mempertahankan harga dirinya dengan tidak bertanya pada Haechan, tapi saat ini keberadaan Siyeon jauh lebih penting dibandingkan harga dirinya.
"Dimana Siyeona?"
Haechan makin menatap Jeno heran, "Lo bikin masalah lagi sama Siyeon?"
"Gue gak ada waktu buat jelasin ke lo. Siyeona dimana gue perlu ketemu dia." Ujarnya dengan nafas yang terengah-engah.
Awalnya Haechan enggan untuk menjawab pertanyaan Jeno, tapi melihat lelaki itu yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja akhirnya Haechan memberitahu bahwa Siyeon izin pulang lebih awal namun tidak memberi tahu kemana ia akan pergi.
Jeno pergi begitu saja setelah diberitahu seperti itu, ia berjalan dengan gontai karena masih merasa sangat pusing. Jeno sudah pergi ke tempat-tempat yang pernah ia kunjungi dengan Siyeon namun tidak juga menemukan keberadaan gadis itu. Nafasnya mulai tidak teratur, keringat dingin tampak terus turun dari pelipisnya. Akhirnya Jeno memutuskan untuk menunggu Siyeon pulang di flat-nya. Untunglah Jeno mengetahui kode pin flat Siyeon jadi ia bisa keluar masuk dengan bebas kapan pun.
Setelah berhasil masuk, Jeno akhirnya bernafas lega karena ternyata gadis itu ada di sana sedang menekuk tubuhnya dengan bahu yang sesekali bergetar.
"Siyeona?"
Yang di panggil menoleh dan langsung bangkit, "Jeno?" Ujarnya masih dengan suara yang terisak.
Jeno berjalan cepat untuk kemudian membawa Siyeon ke dalam dekapannya. Ia menenggelamkan hidungnya di bahu Siyeon, menghirup aroma wangi tubuh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless | Jeno Siyeon (✓)
Romance"Lo mau gak jadi pacar gue lagi?" Satu kalimat yang berhasil memporak-porandakan hati Siyeon.