"Good Morning Siyeonaa~"
Entah apa yang sudah terjadi, akhir-akhir ini Jeno menjadi sangat lengket pada Siyeon. Ia selalu datang pagi sekali untuk mengajak Siyeon sarapan bersama atau membawakan Siyeon sarapan dan memakannya di flat Siyeon. Selain itu Jeno juga sudah selalu ada di depan Store setiap kali Siyeon pulang kerja. Pernah suatu hari saat Siyeon mendapatkan jatah liburnya, seharian itu Jeno tidak mau pulang dari flat Siyeon. Jeno yang dulu seperti kembali lagi, Jeno yang selalu manja pada Siyeon, Jeno yang selalu bersikap manis, Jeno yang selalu bersikap konyol setiap bersama Siyeon, benar-benar sepenuhnya menjadi Jeno saat mereka masih berpacaran dulu. Siyeon menjadi bingung sendiri, ia tidak tahu harus senang atau khawatir. Ia senang Jeno kembali lagi seperti itu, bersikap seolah tidak pernah ada luka diantara keduanya, tapi di sisi lain Siyeon tahu bahwa hati Jeno kini bukan miliknya Siyeon tidak mau sampai terbawa perasaan.
"Jen, lo ngga apa-apa kan?"
"Heung? Emang gue kenapa?" Jawab Jeno yang entah kenapa terdengar sangat menggemaskan untuk Siyeon.
"Akhir-akhir ini lo aneh banget."
"Aneh gimana?" Tangan Jeno masih sibuk menyiapkan sarapan yang ia bawa untuk Siyeon.
"Lengket banget sama gue. Perasaan gue gak pergi ke dukun buat guna-gunain lo."
Jeno tertawa menampilkan bulan sabit di matanya, "Emang gak boleh ya gue lengket sama pacar gue sendiri?"
Status kita emang pacar Jen tapi hati lo bukan buat gue. Siyeon ingin sekali berkata seperti itu.
"Udah nih makan dulu, nanti kesiangan."Jeno menyuapi Siyeon.
Siyeon mengunyah makanannya dengan pikiran yang entah kemana.
Sorenya, seperti biasa Jeno sudah berdiri menyandar di mobilnya menunggu Siyeon pulang. Jeno tersenyum hangat begitu matanya menemukan Siyeon sedang berjalan ke arahnya, benar-benar hangat sampai membuat tubuh Siyeon menghangat di cuaca yang sangat dingin ini.
Jeno langsung membawa Siyeon ke dalam dekapannya begitu jarak mereka sudah sangat dekat."Jen ihh!" Siyeon berusaha melepaskan dekapan Jeno. Namun tenaganya kalah kuat dari Jeno karena lelaki itu malah mempererat dekapannya.
"Dingin tau gue nungguin lo lumayan lama."
"Tapi banyak orang yang liatin."
"Bodo amat, palingan mereka iri."
Siyeon mendengus, ingin berontak tapi ia juga merasa bersalah karena membiarkan Jeno kedinginan karena menunggunya.
"Siyeona.."
Siyeon menjawab dengan menengadahkan kepalanya masih dalam dekapan Jeno.
"Jangan marah yaa?"
"Kenap-" Kalimat Siyeon tidak terteruskan karena tiba-tiba Jeno mengecup singkat pipi Siyeon. Tentu Siyeon sangat terkejut, ia sampai lupa bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless | Jeno Siyeon (✓)
Romance"Lo mau gak jadi pacar gue lagi?" Satu kalimat yang berhasil memporak-porandakan hati Siyeon.