Dua Puluh Lima

421 67 9
                                    

Semalaman Jeno sudah menahan diri agar tidak menghubungi Siyeon walaupun ia khawatir setengah mati, Jeno ingin memberikan gadisnya itu waktu seperti yang ia mau, walaupun Jeno sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya gadis itu pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalaman Jeno sudah menahan diri agar tidak menghubungi Siyeon walaupun ia khawatir setengah mati, Jeno ingin memberikan gadisnya itu waktu seperti yang ia mau, walaupun Jeno sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya gadis itu pikirkan. Biasanya jika ada masalah di tempat kerjanya pun Siyeon selalu bercerita pada Jeno. Apa ada masalah dengan keluarganya? Atau Jeno mempunyai salah dan ia tidak menyadari kesalahannya? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu terngiang semalaman.

Hingga akhirnya tadi pagi Siyeon menelpon juga, namun gadis itu malah memberitahu Jeno bahwa ia tidak perlu kesana untuk mengantar Siyeon, karena gadis itu tidak akan kerja hari ini. Saat ditanya apa Siyeon sakit, Siyeon hanya menjawab bahwa ia hanya butuh istirahat dan Jeno tidak perlu khawatir apalagi sampai ke flat Siyeon.

Namun siapa yang bisa melarang seorang Lee Jeno apabila ia sudah bertekad? Jeno tidak bisa lagi membiarkan Siyeon menanggung semuanya sendiri. Meskipun misalnya nanti Siyeon tidak mau bercerita setidaknya Jeno ingin berada di sampingnya menemaninya. Jadi Jeno tetap datang ke flat Siyeon dan langsung masuk ke dalam. Namun sayang, tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu di dalam kontrakan.

Jeno semakin panik ia kembali ke luar flat dan matanya berkeliling mencari keberadaan Siyeon.

"Sorry Jen, gue tau lo pasti bakal tetep kesini." Ujar Siyeon yang bersembunyi tidak jauh dari flat-nya.

Dering dari ponselnya membuat Siyeon terkejut dan otomatis membuat ponselnya terjatuh.

Bodoh, karena ia lupa tidak mengatur ponselnya dalam mode silent.

Tubuh Siyeon menegang begitu Jeno berjalan mendekat ke arahnya. Dan ketika Jeno tepat berada di hadapannya lelaki itu memasang raut muka kecewa dengan tatapan yang mengintimidasi membuat Siyeon hanya bisa menundukkan kepalanya.

"S-sorry Jen. Gue.. Gue gak maksud bohongin lo. Gue cuman-"

Ucapan Siyeon tidak terteruskan karena tiba-tiba Jeno membawanya ke dalam dekapannya.
Jeno menenggelamkan hidungnya di ceruk leher Siyeon, menghirup aroma wangi Siyeon dalam-dalam, "Siyeona. Miss you. So bad."



🐾🐾

🐾🐾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Endless | Jeno Siyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang