Tiga Puluh Satu

625 72 26
                                    

Satu 1 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu 1 tahun kemudian..

Katanya kehilangan paling menyakitkan itu adalah kematian. Saat dimana kita tidak bisa melihat lagi tawa indahnya, saat dimana kita tidak bisa mengetahui lagi bagaimana kabarnya. Saat kita tidak bisa menunggunya lagi. Apalagi jika itu orang yang sangat kita cintai, apalagi jika itu orang yang paling berarti dalam hidup kita. Sepertinya butuh waktu yang sangat lama untuk bisa terbiasa, butuh banyak pengobatan agar luka kehilangan bisa sembuh.

Jeno merenung, memandang kosong ke arah jendela. Entah untuk yang ke berapa kalinya hari ini.

"Jeno? Sayang?" Suara wanita membuyarkan lamunan Jeno, Jeno hanya menoleh dengan senyum simpul. Wanita itu kemudian duduk di sebelah Jeno mengusap-usap lembut kepala Jeno, "Ngelamun lagi?" Tanyanya.

Lagi-lagi Jeno hanya tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Makan dulu yuk, seharian ini kamu belum makan."

"Nanti aja bun."

Jessica menatap iba anak lelaki kesayangannya itu, sudah setahun penuh Jeno selalu banyak melamun dan jarang sekali makan.

"Kamu kurusan gini Nak, emang nanti Siyeon bakal seneng liat kamu kaya gini?"

Jeno menatap bundanya, setiap kali seseorang menyebut nama Siyeon, Jeno selalu merasa sedih.

Kecelakaan tahun lalu menyebabkan luka yang cukup parah di kepala Siyeon sehingga sudah setahun ini gadis itu koma, tidak mau membuka matanya sama sekali. Kata dokter kita hanya bisa menunggu keajaiban datang dan Siyeon bisa membuka matanya kembali, namun ada kemungkinan juga Siyeon tidak bisa membuka lagi matanya dan pada saat itu terjadi semua orang hanya harus pasrah menerima kenyataan.

Bagaimana bisa Jeno hidup dengan normal apabila Siyeon belum membuka matanya, setiap harinya Jeno takut akan tiba saatnya kenyataan pahit itu datang.

Meskipun begitu Jeno tetap menjalani hidupnya, ia sudah lulus tahun lalu bersama dengan kedua sahabatnya dan kini ia sudah bekerja di perusahan Papanya. Jeno menjalani hidup sebagaimana mestinya hanya saja tidak dibarengi dengan semangat, ia kerja pada saat jam kerja, ia makan apabila sudah lapar, bersikap baik-baik saja di hadapan Naeun karena adiknya itu selalu menangis karena kakak satu-satunya itu sudah lama kehilangan tawanya, ia juga sudah jarang menjahili Naeun seperti dulu.

Jalan hidup memang selalu sekejam itu, di saat Jeno mengetahui tentang segala kebenaran yang terjadi, semesta seperti tidak mengizinkan Jeno untuk bahagia bersama Siyeon.

Setiap hari setelah pulang kerja Jeno selalu datang ke rumah sakit tempat dimana Siyeon tinggal selama setahun ini, Jeno selalu membawa setangkai bunga krisan, tidak peduli sudah berapa banyak bunga yang sudah terkumpul. Jeno hanya ingin terus membawanya sampai akhirnya Siyeon bangun. Alasan kenapa Jeno memilih bunga krisan karena bunga ini memiliki keindahan yang terpancar dari bunga dan kelopaknya. Selain itu bunga ini melambangkan sebuah emosi yang tinggi, ada juga yang mengatakan katanya bunga ini sebagai simbol agar seseorang berumur panjang. Jadi Jeno memilihnya karena ia ingin Siyeon cepat pulih lalu akan berumur panjang dan Jeno bisa melihat wajah Siyeon yang sudah berkeriput dengan rambut yang sudah memutih.

Endless | Jeno Siyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang