Dua Puluh Empat

423 59 20
                                    

Beberapa waktu yang lalu Siyeon pernah berkata dengan percaya diri pada Jeno bahwa jika memang sesuatu ditakdirkan untuk kita maka akan selalu ada jalan untuk kita bisa mendapatkannya, sebenarnya Siyeon tidak yakin apakah ia dan Jeno memang ditakd...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa waktu yang lalu Siyeon pernah berkata dengan percaya diri pada Jeno bahwa jika memang sesuatu ditakdirkan untuk kita maka akan selalu ada jalan untuk kita bisa mendapatkannya, sebenarnya Siyeon tidak yakin apakah ia dan Jeno memang ditakdirkan untuk bersama? Jika iya, bisakah Siyeon melewati semua rintangan yang harus ia hadapi? Salah satunya seperti tadi siang? Baru saja ada satu rintangan namun rasanya Siyeon sudah merasa sangat ciut.

"Siyeona?"

"Siyeona?"

Jeno mengguncang sedikit tubuh Siyeon, "Park Siyeon?"

"Hng? Kenapa Jen?"

"Lo gpp? Kenapa ngelamun terus dari tadi?"

"Nggak ko Jen, gue gpp."

"Dari pas keluar store lo banyak diem sama ngelamun, ada sesuatu?" Tanya Jeno khawatir, sesekali ia menoleh pada Siyeon namun tetap membagi fokusnya pada jalanan.

"Nggak. Gue cuma lagi cape aja sama kerjaan."

"Serius?"

Siyeon mengangguk-angguk. Namun Jeno masih tetap khawatir karena sepertinya sudah terjadi sesuatu.

Siyeon kembali melamun memikirkan kejadian tadi siang.

Hari ini Siyeon makan siang di foodhall dengan Haechan, karena kalah bersuit Siyeon harus memesan makanan sendiri sedangkan Haechan duduk  menunggu di meja makan. Saat sedang memesan makanan ia bertemu dengan orang yang selama ini selalu ingin ia hindari.

"Loh lo kerja disini? Tanya Yeri dengan nada tertawa merendahkan, "Ji! Sini!" Kehadiran Yeri saja sudah membuat Siyeon sangat gugup, apalagi ternyata Yeri sedang bersama Yeji saat itu.

"Lo.. bukannya pacar Jeno ya?" Tanya Yeji.

Siyeon masih tidak bisa mengatakan apapun.

"Astaga gue kasian deh sama Jeno, masa abis dari lo seleranya turun banget."

"Kak jangan gitu."

"Gue bicara fakta Ji, lagian lo gak tau yah? Dulu Jeno pernah di khianatin sama cewek kayak dia."

"Kak, udah yuk cabut."

"Lo tunggu dulu di mobil, gue mau ngomong dulu sama dia bentar." Yeji menurut, sebelum ia pergi ia menatap Siyeon terlebih dahulu dengan pandangan yang Siyeon tidak tahu bagaimana menggambarkannya.

"Siyeon."

"I-iya kak?"

"Lo mungkin sakit hati sama setiap perkataan gue, tapi dulu gue juga sakit hati waktu lo ngecewain Jeno padahal dulu gue udah percaya sama lo. Lo tau kan hubungan gue sama Jeno gak cuma sebatas sodaraan, gue selalu peduli apa pun tentang Jeno. Gue gak tau apa yang bikin Jeno mau lagi sama lo, tapi apa gue bisa minta tolong sama lo?" Yeri berbicara dengan nada yang lebih tenang walaupun dengan tatapan yang masih tajam.

Endless | Jeno Siyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang