Empat Belas

427 58 23
                                    

Apa kalian pernah dengar? Katanya cinta itu perlu punya banyak modal, katanya pacaran itu membutuhkan banyak biaya terutama bagi lelaki, kenapa di bilang seperti itu? Jawabannya hanya satu yaitu untuk menyenangkan sang pacar dan agar pacar merasa ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kalian pernah dengar? Katanya cinta itu perlu punya banyak modal, katanya pacaran itu membutuhkan banyak biaya terutama bagi lelaki, kenapa di bilang seperti itu? Jawabannya hanya satu yaitu untuk menyenangkan sang pacar dan agar pacar merasa bahagia bersama kita. Awalnya Jeno tidak sadar akan hal-hal seperti itu, ia memang sering menghabiskan banyak uang saat pacaran dengan mantan-mantannya, sebut saja untuk makan, untuk membelikan hadiah mewah, dan banyak lagi yang kadang tidak menggunakan sedikit uang. Jeno tidak keberatan sebenarnya, karena walaupun ia belum punya uang sendiri ia selalu mempunyai uang saku tiap bulan yang cukup banyak dari Papa dan bundanya.

Sampai akhirnya ia kembali bersama Siyeon, gadis dengan sejuta kesederhanaan, gadis yang tidak pernah banyak menuntut, gadis yang jarang sekali menunjukkan sifat manjanya, padahal Jeno paling tahu Siyeon itu sebenarnya sangat manja dan penakut dulu tapi setelah 3 tahun berlalu gadis itu mulai menyembunyikan sifat aslinya, ia lebih sering bersikap sok kuat dan mandiri.

Entah sudah terhitung berapa kali mereka berdua makan di luar bersama sejak kembali berpacaran lagi, dan sebanyak itu pula Jeno tidak pernah mengeluarkan uang sebanyak saat ia bersama dengan Yeji atau dengan mantannya yang lain. Siyeon menjadi pihak yang lebih sering membayar makanan, bukan Jeno yang tidak mau membayar, bukan juga karena Jeno yang menyuruh Siyeon dan mengatakan ia tidak punya uang, tapi setiap Jeno akan membayar Siyeon selalu sudah lebih dulu membayarnya.

"Gue kan udah kerja, duit gue lebih banyak dari yang lo kira." Jawabnya setiap Jeno protes.

"Tetep aja masa cewek yang ngebayarin, dimana-mana juga cowok yang bayarin."

"Oke, next lo yang bayar gue bakal makan banyak."

Hari berikutnya Siyeon membiarkan Jeno membayar makanan mereka, namun setelah itu seperti biasa lagi Siyeon yang membayar atau Siyeon meminta untuk membagi 2 uang yang harus dibayar. Padahal saat makan bersama Siyeon tidak pernah menghabiskan banyak uang seperti saat bersama yang lainnya.

"Kalo kayak gitu terus gue ngerasa gak berguna jadi cowok lo tau ga?"

"Ga berguna gimana? Lo kan tiap hari anter jemput gue. Ya anggap aja itu sebagai balasan karena udah nganter jemput gue."

"Maksud lo gue kayak tukang ojek gitu?"

Siyeon mengernyitkan keningnya, "Mana ada tukang ojek-"

"Seganteng gue?" Jeno memotong.

"Dih pede amat. Mana ada tukang ojek semenyebalkan lo."

"Lo tuh dikasih duit sama bunda lo bukan buat nraktir gue makan terus Jeno. Pake buat yang lebih penting, buat hal-hal tentang kuliahan lo misalnya. Atau kalo misalnya ga ada yang penting-penting banget, lo bisa simpen duitnya tabungin. Kan lumayan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi banyak." Lanjutnya.

"Menjadi bukit." Jawab Jeno membenarkan, "Lo tuh kalo lagi mode emak-emak gini udah kayak bunda gue tau."

"Gini-gini kan gue emang lebih tua dari lo."

Endless | Jeno Siyeon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang