Setelah selesai makan Jeno ngotot untuk mengantarkan Siyeon kerja. Tapi Siyeon menolak karena katanya takut Jeno masih dibawah pengaruh alkohol.
"Gue udah sepenuhnya sadar Siyeona."
"Tetep aja, takutnya lo masih pusing."
"Nggak! Kan tadi udah makan sup buatan lo."
Siyeon menghela nafas, "Yaudah tapi abis itu pastiin lo pulang terus langsung istirahatin yaa."
Jeno mengangguk sambil tersenyum membuat matanya menghilang, "Nanti pulangnya juga gue jemput."
Siyeon mengangguk.
Baru saja Siyeon mau membuka pintu mobil tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Di?"
Haechan langsung turun dari motor scoopy kesayangannya, ia membuka helm dan raut wajahnya sulit diartikan saat ia melihat Jeno disamping Siyeon.
"Loh Haechan lo gak buka chat dari gue?"
"Siapa dia?" Alih-alih menjawab Haechan malah bertanya balik.
"Oh iya, dia Jeno Chan yang udah gue ceritain ke lo."
Baik Haechan maupun Jeno saling menatap dengan tatapan tidak suka.
"Lo berangkat bareng gue." Haechan menarik tangan Siyeon. Namun detik itu juga Jeno menahannya.
"Gue pacarnya, gue yang lebih berhak nganterin dia kemanapun."
Haechan dan Jeno masih bertatapan dengan sengit.
"Chan.." Siyeon menatap Haechan dengan tatapan memelas membuat Haechan perlahan-lahan melunak kemudian pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.
Jeno langsung menyuruh Siyeon untuk masuk ke mobil. Entah kenapa rasanya lelaki bernama Haechan itu selalu membuat Jeno kesal walaupun hanya mendengar namanya. Padahal mereka baru pertama kali bertemu hari ini.
Di sepanjang perjalanan Jeno membungkam mulutnya.
"Jeno.."
"Apa?!" Jawab Jeno ketus.
"Lo.... marah?"
Marah? Bener juga kenapa gue harus semarah ini sama Siyeon. Apa gue cemburu? Gak mungkin juga kan, gue udah ga punya rasa apapun sama Siyeon. Ujar Jeno dalam hati.
"Nggak ko. Tadi kan gue yang ngajak lo duluan, jadi lo harus berangkat sama gue. Kalo lagi gak sama gue, lo bisa berangkat atau pulang bareng siapapun. Termasuk temen lo tadi."
"Ah gitu, syukurlah kalo gitu."
Sebenarnya Siyeon sedikit merasa kecewa. Jujur saja tadi dia sempat senang karena Jeno cemburu padanya. Nyatanya tidak seperti itu.
"Nanti pulangnya lo bisa sama temen lo kan? Takutnya gue masih tidur."
"Oh? Iya Jen, lebih baik lo istirahatin aja. Gue bisa pulang sama Haechan ko." Siyeon memaksakan tawanya.
Padahal tadi Jeno yang kekeuh ingin mengantar dan menjemput Siyeon. Padahal baru tadi pagi Jeno dan Siyeon tertawa bersama lagi. Kini lelaki itu lebih banyak diam. Jeno memang sulit di tebak saat ini.
Keduanya sampai di depan Departemen Store dengan keheningan. Jeno tidak banyak bicara begitupun Siyeon. Setelah turun dari mobil Siyeon hanya mengatakan hal-hal yang selalu ia katakan seperti berterimakasih dan menyuruh Jeno untuk berhati-hati. Jeno hanya mengangguk datar kemudian pergi begitu saja.
Siyeon menghela nafas panjang. Tepat pada saat itu matanya melihat punggung Haechan yang baru saja masuk ke Store. Siyeon langsung mengejarnya, "CHAAAN!!"
Haechan mengabaikan Siyeon.
"Chan ih, lo kenapa sih?!"
"Kenapa gimana?"
"Tadi kok lo gitu banget ke Jeno?"
"Gitu gimana sih, Di?"
"Lo gak nyapa dia, lo natap dia kek natap musuh. Lo juga langsung pergi gitu aja."
"Muka dia-nya juga gitu sama gue."
"Cuma karena itu?" Siyeon mendengus, "Muka Jeno emang gitu Chan, lo kan ngga. Kalo lo nyapa dia baik-baik dia pasti nyapa palik."
"Sebenernya bukan cuma karena itu aja." Guman Haechan sangat pelan.
"Hah? Apaan?"
"Nggak. Yaudah sorry tadi gue juga lagi ga mood."
Siyeon berdecak, "Nanti gue pulang bareng lo yaa."
"Ogah!! Kan katanya cuma pacar lo yang berhak nganterin lo."
"Chan ih lo rese deh!!"
"Yaudah bareng gue tapi traktir gue makan siang nanti."
Siyeon memutar bola matanya, "Iya nanti gue traktir."
"Gue lagi pengen makan daging."
"Iya daging."
"Daging sapi yaa."
Siyeon membelalakan matanya harga daging sapi lebih mahal dari daging biasa, tapi ia tetap pasrah, "Iya iya deh."
"Tapi karna gue lagi kesel, gua pengan makan 5 porsi."
"Lo nggak sekalian minta harta warisan dari gue?!"
"Boleh juga tuh, jadi kapan lo matinya?!"
"HEH LEE HAECHAN!!!!!!"
Haechan berlari kabur sebelum mendapat amukan maut dari Siyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless | Jeno Siyeon (✓)
Romance"Lo mau gak jadi pacar gue lagi?" Satu kalimat yang berhasil memporak-porandakan hati Siyeon.