Prolog

5K 381 5
                                    

Sial sekali nasib Anya. Sudah tiga hari gadis itu menjalani ospek yang diadakan oleh senior dari jurusannya di daerah pegunungan yang ada di Jawa Barat, memaksanya harus menuruti semua perintah dari seniornya.

Tapi, namanya juga ospek. Apapun yang dilakukan oleh Anya selalu salah. Apalagi Anya selalu jadi sasaran seorang senior yang membuatnya jadi bahan tertawaan oleh teman-temannya dan juga para senior yang lain. Hal itu tentu saja membuat Anya sekuat tenaga menahan malu.

Dan double sial, setelah acara ospek jurusannya usai, Anya baru tahu kalau lelaki yang mengerjainya itu bukanlah mahasiswa dari jurusannya. Melainkan hanya sepupu dari salah satu seniornya.

Bodohnya, Anya.

Bahkan hari-hari setelah acara ospek itu selesai, lelaki yang berperawakan tinggi, besar, kebule-bulean itu masih saja mengganggunya. Tentu saja Anya merasa risih. Apalagi, setiap mereka bertemu lelaki itu selalu memberikannya sekuntum bunga anyelir.

Mentang-mentang namanya Anyelir, lantas Ia diberikan bunga anyelir juga. Padahal Anya menyukai bunga water lilly alias teratai. Dirinya ingin protes seperti itu, tapi kalau dia mengatakannya, itu sama saja Anya berharap sesuatu dari lelaki itu.

Dan benar saja, setelah dua minggu hidup Anya terusik dengan si pemberi bunga Anyelir itu, kemudian Ia merasa seperti kehilangan setelah lelaki itu tidak pernah muncul dihadapannya. Lelaki yang baru Ia tahu namanya. Bara.

Anyelir untuk BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang