Sebelas

1.5K 227 11
                                    

Hari yang baru untuk perasaan baru. Suasana hati Anya dari semalam seperti tidak biasa. Gadis itu jadi sering tersenyum sendiri sekarang. Mau makan senyum-senyum, mau mandi senyum-senyum, lagi tidur saja masih senyum-senyum. Dunia Anya sudah jungkir balik.

Sejak adegan romantis yang Bara lakukan di dalam mobil kemarin, Anya jadi tak mampu mengontrol perasaannya sendiri. Ini bukan pertama kalinya gadis itu menyukai lawan jenisnya, tapi ini pertama kalinya Anya merasakan jatuh cinta. Tertusuk panah cinta tepat di hatinya.

Kemarin Bara bilang akan mengantarkan Anya ke sekolah. Dan benar saja, saat Anya baru membuka pintu, ternyata Bara sudah berdiri di depannya bersiap mengetuk pintu.

"Hai ...." sapa Bara.

"Hai ...."

Anya tak mampu menyembunyikan senyumannya saat Bara menyapa dengan tersenyum lebar.

"Udah siap?" Tanya Bara dan diangguki oleh Anya yang masih tersenyum.

Sekali lagi, Bara mendapat senyuman tulus dari Anya yang membuat gadis itu terlihat semakin cantik di matanya. Tak sia-sia usahanya selama ini, akhirnya Anya membuka hati untuk Bara.

Bara mengantarkan Anya sampai di sekolahnya. Bara juga menawarkan diri untuk menjemputnya pulang nanti, tapi Anya menolak karena motornya akan selesai diperbaiki hari ini. Namun sebelum ia keluar dari mobil, Anya sempat memberikan sebuah bungkusan pada Bara.

"Makasih ya, Mas udah nganterin aku." Ucap Anya saat menyerahkan bungkusannya.

Bara terdiam mendengar kalimat yang keluar dari mulut Anya barusan. Bahkan ia tidak sadar jika gadis itu sudah keluar dan baru saja menutup pintu mobil bagian tengah, mengambil box kuenya.

***


Hari ini suasana hati Bara sedang berbunga. Setelah ia tahu kalau gadis pujaannya sudah membuka hati untuknya, pagi tadi ia dikejutkan dengan panggilan manis dari Anya, 'Mas Bara'.

Apalagi Anya memberikannya sekotak brownis dengan berbagai macam topping, Bara sempat membukanya tadi saat Anya sudah masuk ke area sekolah. Ya walaupun yang Bara tahu itu bukan buatan Anya, setidaknya ia sangat senang karena Anya mulai menunjukkan rasa perhatian padanya. Yang Bara tahu, Anya menjadi distributor kue yang dibuat oleh orang lain.

Tapi sangkaan Bara pun sirna setelah mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Saat di lobi tadi Bara berpapasan dengan karyawan sekaligus sahabat Anya. Satria. Dan ketika menunggu pintu lift terbuka, Satria sempat berbasa-basi, bertanya tentang kebenaran yang Mama Satria lihat pagi tadi.

"Jadi Mama saya nggak salah lihat ya, Pak? Wah, suatu kemajuan dong." Ujar Satria, ikut senang.

Bara terkekeh, "sepertinya dia sudah menerima saya, Sat. Nih, buktinya saya dibawaain kue." Bara menunjukkan tangan Kirinya yang menenteng plastik transparan berisi kemasan kotak kue.

"Wah, beruntung banget Pak Bara dibawain kue sama calon istri. Saya yakin kalo Anya membuat kue itu pake cinta." Satria agak lebay.

Bara menaikkan sebelah alisnya, "bukannya Anya nggak bisa bikin kue?"

"Ya bisa lah, Pak. Kalo nggak bisa ngapain Anya jualan kue tiap hari." Sahut Satria dengan santai

"Jadi ini buatan Anya?" Bara memastikan dan diangguki oleh Satria.

Jadi setelah mengetahui kenyataan bahwa si gadis pujaan memiliki bakat dan keahlian membuat kue, Bara semakin menyukai Anya. Niatnya kue tadi ingin ia coba saat tiba di ruangannya, tapi sampai sekarang kue itu hanya terpajang di meja kerjanya. Bara masih sayang untuk memakan buatan tangan Anya yang seperti kata Satria, mungkin Anya membuatnya dengan penuh cinta.

Anyelir untuk BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang