Prolog

15.6K 390 2
                                    


Vote sebelum membaca😊⭐

Eitts....
Sebelum baca

Follow akun IG author dong
@saaelyssa 💖
.
.
.
.
.

Boston
22.00 PM

Mata Elangnya menatap seorang pria dengan postur tubuh yang sangat besar dengan darah yang bercucuran deras dari pelipis pria itu.

Orlando memasang kuda-kuda sambil mengepalkan kedua tangannya. Lawan yang ada dihadapannya sedikit lagi akan tumbang. Ia bisa mendengar sorak-sorai penonton yang menyerukan nama panggungnya. Ia harus fokus demi memenangkan pertandingan ini, walaupun sudut bibirnya sudah membengkak dan berdarah.

BUGH.....

'Sialan' maki Orlando dalam hati, lawannya yang bernama Victor berhasil memberikan bogem mentah yang membuat isi kepalanya bergoyang.

BUGH....
BUGH....

Orlando membalas dengan meninju perut dan menendang kaki pria itu sehingga Victor tersungkur dan terbaring di atas ring dengan darah yang mengalir dengan keras.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

"Shadow! Shadow! Shadow!" Semua penonton bersorak dan bertepuk tangan. Lagi-lagi Orlando menang dalam pertandingan bela diri ilegal ini. Sebuah pertandingan dengan bayaran tinggi tetapi tidak memiliki pertanggung jawaban apapun jika terjadi sesuatu kepada petarung.

Seperti jika petarung terluka parah atau bahkan nyawanya tidak terselamatkan, tidak akan ada orang yang bertanggung jawab karena pertandingan ini adalah pertandingan bebas. Orang-orang kaya atau kebanyakan mafia akan bertaruh hanya untuk kesenangannya kepada siapapun kandidat yang akan mereka dukung untuk menang.

Shadow adalah nama yang dipilih Orlando saat ia bertarung di atas Ring. Dan tak lupa ia memakai sebuah topeng yang tentu saja orang-orang tidak akan melihat wajah aslinya.

Ia berjalan keluar dari ring dan menuju ke belakang panggung. Ia bisa melihat seseorang sudah duduk di kursi tunggu dengan seputung rokok yamg berada di bibir pria itu.

"Bravo Shadow! Kamu menang lagi. Ini bayaran untuk kamu." Pria bernama Finn tersebut mengulurkan sebuah amplop dengan sepergok uang. Walaupun Orlando adalah pengusaha kaya raya, tetapi ia akan tetap mengambil uang itu. Siapa yang tidak suka uang? Walaupun uang bukan tujuan utamanya untuk melakukan pertandingan ini.

Orlando mengambil uang tersebut dan memasukkannya ke dalam tas berbentuk koper yang selalu ia bawa kemana-mana. Finn adalah pria berumur 40 tahun, ia yang memiliki studio pertandingan ini dimana Orlando selalu melakukan pertandingan bela diri bebas tanpa diketahui oleh siapapun.

"Besok akan ada pertandingan, bertarunglah. Aku akan memberikan dua kali lipat." Tawar Finn.

"Aku ada urusan lain." Ucap Orlando menolak sambil memakai baju kaosnya. Ia membelakangi Finn dan melepas topengngnya. Ia dengan cepat memakai topi dan tak lupa masker penutup mulut. Ia tidak ingin wajahnya dikenali oleh siapapun.

"C'mon dude. Kamu adalah salah satu petarung terhebat di club ini." Finn tidak menyerah,  Orlando memang salah satu kandidat yang terbaik. Ia tidak akan menyiakan itu.

"I said no." Tegas Orlando. Tanpa basa-basi lagi, ia pergi dari hadapan Finn dan keluar dari studio ini melalui pintu belakang.

For God Sake, seluruh badannya sangat sakit sekarang, ia yakin sudah banyak memar baru yang mewarnai tubuhnya. Lawannya yang bernama Victor tadi merupakan lawan yang sangat tangguh. Butuh satu jam mereka beradu di atas ring sehingga Orlando berhasil menumbangkan Victor.

Orlando harus pulang ke New York sekarang juga karena besok pagi akan ada meeting penting bersama dengan beberapa investor.

Jalanan sekarang sudah sangat sepi, hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang. Ia mengambil ponsel yang ada di saku belakang celananya dan berencana untuk memesan taksi online yang akan membawanya ke bandara.

Baru saja ingin menekan tombol on, Orlando merasakan ada seseorang yang memperhatikannya dari seberang jalan. Hanya dari postur tubuh orang itu, ia bisa menebak siapa pria yang sedang memakai pakaian serba hitam serta topi yang menutupi separuh wajahnya.

"What the hell are you doing here, Luke?" Teriak Orlando membuat pria yang bernama Luke tersebut langsung mengangkat wajahnya dan menatap Orlando.

Karena jalanan yang sangat sepi, Luke langsung menyebrangi jalan raya dan menuju tempat dimana Orlando berdiri.

"Saya hanya memastikan anda baik-baik saja." Ucap Luke.

Orlando membuang napas kasar, Luke memang lah orang yang sangat keras kepala. "Aku bukan anak kecil lagi, dan aku bisa mengurus diriku sendiri."

Luke Danielson adalah tangan kanan serta asisten pribadi Orlando. Jika Orlando sibuk mengerjakan suatu hal atau bertanding seperti tadi, maka semua kebutuhan perusahaan maupun pribadi akan ia limpahkan kepada Luke.

Bukan hanya sekedar partner kerja, Orlando sudah menganggap Luke seperti seorang kakak karena usia mereka tidak terpaut jauh. Hanya berbeda 3 tahun saja. Dan hanya Luke satu-satunya orang yang mengetahui pertandingan ilegal yang ia lakukan tadi.

"Aku juga membawa kabar penting."

"Bad or good news?"

"Maybe bad?" Ucap Luke tidak yakin.

"Biar kutebak, pasti Ayahku yang menyuruh kamu kan?" Setiap mendengar kabar buruk, pasti kabar tersebut datang dari Andrew Smith a.k.a ayah kandungnya.

"Mr. Smith akan mengadakan makan malam bersama keluarga Johnson besok, dan anda harus hadir."

"Hanya makan malam?" Orlando mengangkat alisnya sebelah, pasti bukan hanya makan malam biasa karena Luke tidak akan bersusah payah untuk menyusulnya dari New York ke Boston jika bukan acara penting.

"Mr. Smith akan membicarakan perjodohan anda bersama putri bungsu dari keluarga Johnson."

And

DUAR!!!

"Perjodohan?"

Ucapan Luke membuat dunia seorang Orlando Smith runtuh seketika.

TBC
.
.
.
.
.
.
.
.

Silahkan Vote, coment dan share cerita ini ke teman2 kalian yah

Selamat membaca❤





Complicated Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang