Garis Takdir Naura - 10

3.1K 219 5
                                    

Damai

Aku jauh lebih mudah berdamai dengan masalalu ku, tapi aku tidak tau kapan hatiku ikhlas melepas dan menerima kenyataan akan diriku dan dirimu yang tak akan mungkin bisa bersatu.

🌺🌺🌺

Mobil Kenzi berhenti di salah satu rumah kecil yang tak lain itu adalah rumah kontrakan Aliya. Naura tak tau harus pergi kemana, bahkan Naura memutuskan untuk tinggal sementara bersama Aliya belum tentu diterima. Setelah ketukan pintu diiringi ucapan salam, Aliya keluar dan membukakan pintu rumahnya.

Saat itu juga, Naura menangis dan memeluk sahabatnya itu. Aliya bingung dengan apa yang terjadi kepada sahabatnya itu. Aliya meminta agar Naura dan Kenzi masuk kedalam. Membicarakan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam pelukan Aliya, Naura menceritakan semua masalahnya.

Tak tau harus berbuat apa selain memberikan dukungan dan semangat untuk Naura dalam menyelesaikan masalahnya. Aliya mengeratkan pelukannya pada Naura yang kini tengah hancur. Takdir sedang mempermaikan diri Naura.

"Udah malam, Lia, gua titip Naura ya. langsung hubungi gue kalau ada perlu apa-apa," kata Kenzi.

"Kamu mau pulang Ken?" tanya Naura, dan Kenzi mengangguk.

"Tolong jangan kasih tau siapapun tentang keberadaan aku," kata Naura dan Kenzi mengangguk lemah.

"Aku pulang ya, Lia titip Naura ya," kata Kenzi kemudian meninggalkan rumah Aliya.

Melihat mobil Kenzi yang semakin jauh membuat Naura berpikir bagaimana dirinya melanjutkan hari-hari kedepan. Hatinya masih berat menerima kenyataan yang sudah Allah gariskan untuknya. Rasanya masih berat harus mengikhlaskan apa yang sudah lama diharapkan.

Satu minggu sudah Naura meninggalkan rumah dan keluarganya. Sengaja Naura tak mengaktifkan ponselnya, sekalipun itu untuk menghubungi Kenzi. Tak ada kabar bagaimana keadaan keluarganya, pun kabar mengenai Altaf. Di samping itu, Naura mencari kesibukannya dengan bekerja disalah satu kafe dekat kontrakan Aliya.

"Ra, kamu jadi wisuda bulan depan kan?" tanya Aliya yang sibuk dengan map-map di tangannya.

"Harusnya iya," jawab Naura.

"Maaf ya Ra, kenapa kamu gak coba untuk terima Om Revan sebagai Ayah kamu,?" tanya Aliya berusaha tak menyinggung perasaan Naura.

"Kalau aku bisa udah aku terima dari awal Li, cuma semuanya tuh masih berat," jawab Naura.

"Sampai semalam, Altaf masih hubungin aku," lirih Aliya.

"Aku mohon sama kamu, jangan bilang kalau aku tinggal sama kamu" Naura menatap Aliya dengan penuh permohonan.

"Pasti," balas Aliya.

Naura segera siap-siap untuk berangkat bekerja, sedangkan Aliya hari ini harus datang ke kampus. Meskipun tempat tinggal Aliya tak jauh dari rumahnya, keluarganya tak ada yang tau tempat tinggal Aliya. Hal itu yang menjadi alasan untuk Naura memilih tinggal bersama Aliya.

🌺🌺🌺

Kenzi benar-benar kesal dengan Naura yang sudah berhari-hari tidak dapat dihubungi. Meskipun Kenzi tau tempat tinggal Naura, tapi dia tidak bisa dengan mudah mendatangi Naura. Keluarga besarnya tak ada yang mengira bahwa dirinya tau keberadaan Naura. Malam ini, Kenzi memutuskan untuk datang ke kontrakan Aliya, setelah janjian terlebih dahulu dengan temannya itu.

"Naura belum pulang, kamu coba datang ke tempat kerjanya aja di Loyal Cafe,"

Pesan singkat dari Aliya, setelah membalas pesan singkatnya Kenzi segera melajukan mobilnya ke alamat yang diberikan oleh Aliya. Ada hal penting yang seharusnya Kenzi katakan kepada Naura beberapa hari lalu. Karena ponsel Naura tidak bisa dihubungi, dan panggilan ke ponsel Aliya tak pernah diterima membuat Kenzi memutuskan untuk menemui Naura.
Mobil Kenzi sampai disalah satu Kafe tempat Naura bekerja. Bersamaan dengan itu, Naura sudah selesai shift kerjanya. Kenzi segera meminta Naura untuk masuk ke dalam mobilnya karena ada beberapa hal yang ingin dia sampaikan. Naura pun ikut ke mobil Kenzi, untuk pergi ke salah satu tempat. Tanpa mereka sadari, sebuah mobil mengikuti kemana arah mobil Kenzi.

Garis Takdir NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang