Garis Takdir Naura - 19

2.6K 234 17
                                    

Firts Night

Dari dua jam yang lalu, Naura dan Kenzi berdiri di pelaminan. Menemui setiap undangan yang hadir mendoakan keduanya menjadi keluarga sakinnah mawaddah wa rahmah. Senyum tak pernah terhenti terukir dari bibir kedua mempelai yang kini sedang berbahagia. Meskipun sebenarnya Naura sudah mulai lelah berdiri, menopang tubuhnya yang kini sedang menggunakan gaun yang lumayan berat.

"Ra, kalau kamu capek, kamu bisa duduk dulu kok," bisik Kenzi didekat telingan Naura yang justru membuat Naura bergidih karena meras tidak nyaman.

"Gapapa ko Ken, aku masih kuat," balas Naura sambil berusaha menetralkan jantungnya.

Hal itu untuk pertama kalinya, Naura berbicara dengan jarak sangat dekat dengan seorang laki-laki. Beruntung laki-laki itu adalah suaminya yang sudah halal baginya. Beberapa rombongan teman SMA naik keatas pelaminan secara bersamaan.

"Aaaa, akhirnya kalian nikah juga ya. Selamat cantik, selamat buat kalian berdua. Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah. Dan segera diberikan momongan yang cakep dan sholeh, sholehah, aamiin," ucap Prisillia kemudian memeluk Naura.

"Aamiin ya Allah, semoga kamu juga segera nyusul dan doanya diijabah oleh Allah," balas Naura.

"Udah gue prediksi dari jaman SMA, kalian bakalan berjodoh. Dan ternyata beneran. Selamat ya bro, akhirnya nikah juga," ucap Dion yang merupakan sahabat dekat Kenzi semasa di SMA.

"Sok ngeramal lo ya, makasih udah datang," balas Kenzi.

"Jadi keluarga bahagia didunia sampai surga," tambah Dion.

Acara resepsi pernikahan selalu menjadi ajang reuni bagi teman-teman seangkatan. Begitu juga pada resepsi pernikahan Naura dan Kenzi. Teman sekolah, teman kuliah hingga rekan kerja bersedia hadir dan memberikan doa terbaik untuk dimulainya hubungan baru diantara kedua mempelai.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, resepsi barusaja selesai dilangsungkan. Tamu undangan sudah pulang, para anggota keluarga juga sudah beristirahat di kamar hotel masing-masing. Kini Naura sedang duduk di meja rias, menghapus semua make up yang menutupi kulit wajahnya.

 Kini Naura sedang duduk di meja rias, menghapus semua make up yang menutupi kulit wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, belum selesai?" tanya Kenzi yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Bentar lagi, boleh minta tolong turunin resleting gaun aku," pinta Naura sambil melihat Kenzi dari pantulan cermin di depannya.

"Mana?" Kenzi mendekat ke arah Naura.

Lagi, jantung Naura berdetak lebih cepat dari normalnya. Terlebih ketika tangan Kenzi mulai membuka resleting gaunnya. Naura berani meminta itu, karena dia masih memakai kaos dalam yang menutupi punggungnya. Kalau tidak, Naura akan memilih untuk membawa gaunnya ke kamar mandi dan berusaha melepaskan resletingnya sendiri.

Tanpa Naura sadari, sedari tadi Kenzi terus melihat pantulan wajah Naura yang sedang menunduk dari cermin di depannya. Hingga mata Naura bertemu langsung dengan mata Kenzi. Sontak hal itu mengagetkan Naura, yang membuatnya tersipu malu. Wajahnya berubah menjadi bersemu merah, menambah kecantikan alami pada wajahnya.

Garis Takdir NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang