Garis Takdir Naura - 28

2.7K 194 26
                                    

Hubungan Terlarang

Naura berulang kali memberontak untuk keluar saat beberapa orang masuk ke dalam kamarnya. Altaf memaksakan kehendaknya untuk menikahi Naura malam ini juga. Tidak peduli dengan hukum yang pernah dia percayain dulu. Yang Altaf mau sekarang adalah menjadikan Naura miliknya, seutuhnya.

Dua orang yang disuruh masuk ke dalam kamar Naura, mereka adalah seorang perias. Sebuah gaun pengantin melekat apik pada manekin yang diletakkan disudut kamar Naura. Naura mencoba untuk memohon pada mereka, sayangnya uang pemberian Altaf membuat mereka menolak permohonan Naura.

Terpaksa, Altaf mengikat tangan dan juga kaki Naura pada kursi, agar perias dengan mudah merias wajah Naura. Air mata tak pernah henti keluar dari mata Naura membuat mereka harus berulang kali menghapus dan mengaplikasikan make up nya. Naura berulang kali menyebut nama Kenzi, berharap suaminya segera datang dan menjemputnya.

“Gimana?” tanya Altaf.

“Kita harus berulang kali mengaplikasikan bedaknya karena Naura terus saja menangis,”

“Kalian keluar,” tegas Altaf membuat mereka langsung keluar, tak lupa menutup pintunya juga.

“Sayang kamu kenapa menangis sih?” Altaf menyentuh lembut pipi Naura, namun dengan cepat Naura menghindar.

“Ini adalah hari pernikahan kita sayang, seharunya kamu bahagia dong,”

“Aku adalah istri sah seorang Naufal Kenzidan Mumtaz, laki-laki yang menikahiku dengan baik-baik. Al, aku tegasin sama kamu, aku adalah perempuan bersuami dan belum ada talak sekalipun terucap dari suamiku untukku.”

“Semua yang kamu lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Kamu adalah kakakku, dari darah yang sama seorang laki-laki bernama Revano, Papa kita. Dan aku adalah seorang istri bersuami, haram hukumnya untuk dinikahi oleh laki-laki manapun,” tegas Naura berusaha tak meneteskan air matanya.

“dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki.” (QS. An-Nisaa [4] : 24)

Imam syafii menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan “Wanita yang menikah mandiri atau budak dilarang diatas selain suaminya, sampai suaminya berpisah dari mereka karena kematian, perceraian atau pernikahan fasakh, kecuali as-sabaayaa (yaitu budak yang dimiliki oleh perang yang suaminya tidak pergi bersamanya). (Darul kutub al-ilmiyah, 1985, juz 1/184).

“Jelas, bahwa perempuan yang sudah menikah dilarang menikah dengan laki-laki lain. Dan itu adalah bukti Al-Quran mengharamkan poliandri.” Altaf terdiam mendengarkan penjelasan dari Naura, besar harapan Naura Altaf terbuka pikirannya dan mau membatalkan semuanya sebelum perbuatan dosa tersebut mereka lakukan.

Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda “Barangsiapa menikah dengan dua wali, maka (pernikahan resmi) wanita itu untuk (wali) dari dua wali pertama. (HR Ahmad, dinilai hasan oleh Tirdmizi). Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa jika dua wali menikahkan seorang wanita dengan dua pria berturut-turut, maka yang dianggap sah adalah akad nikah yang dilakukan oleh wali pertama (Imam Ash-Shanani, Subulus Salam, Juz III/123).

“Sekalipun kamu menikahi aku, tidak sah hukum pernikahan itu,” tegas Naura.

“Aku gak peduli dengan semua itu, kita akan tetap menikah,” ucap Altaf kemudian meninggalkan Naura. Kembali air mata Naura membasahi pipinya.

Dua orang perias, kembali masuk ke dalam kamar Naura. Meminta Naura untuk mengganti bajunya dengan gaun pengantin yang sudah disiapkan. Tak ingin orang lain memakaikan baju tersebut dengan paksa, Naura memilih mengalah dan menggunakan gaun itu sendiri. Keluar dari ruang ganti, Naura dipaksa untuk duduk dan tangannya kembali di ikat pada kursi, tak hanya itu kini mulutnya juga ditutup menggunakan kain.

Garis Takdir NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang