Edelweis
Ketika orang lain mendapatkan setangkai mawar merah, berbeda halnya dengan Naura. Apa yang terlintas di benak kalian mengenai bunga edelweis?. Jika kalian berpikir tentang sebutannya yang sering kita dengar dengan bunga abadi. Saat itu Naura juga memikirkan hal yang sama. Tapi lebih dari itu, apa maksud dari seseorang mengirimkan bunga itu untuknya.
“Dokter Naura,” panggil suster jaga membuat langkah Naura terhenti saat dirinya barusaja masuk ke dalam rumah sakit melewati ruang administrasi.
“Iya, kenapa sus?” tanya Naura.
“Ini ada titipan bunga untuk dokter.” suster yang bernama Fifa memberikan sebuket bunga itu pada Naura.
“Untuk saya?” Suster Fifa menunjukkan kertas yang bertuliskan nama lengkap Naura. Selain itu juga memberikan sebuah amplop berwarna merah muda padanya.
Naura tak percaya dengan apa yang baru saja dia terima, otaknya terus berpikir siapa pengirimnya. Gak mungkin Kenzi mengirimkan bunga dan juga sepucuk surat untuknya.
“Sus ini siapa pengirimnya?” tanya Naura.
“Tadi pagi yang nitipin kesini seorang perempuan, saya belum tanya namanya, eh udah keburu pergi,” balas Suster Fifa.
“Yaudah, makasih ya sus.” Naura melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Karena sudah masuk waktu kerja, Naura segera bersiap-siap untuk visit ke beberapa pasiennya.
Hari ini cukup melelahkan, ada beberapa pasien yang harus dia tangani akibat dari kecelakaan yang semua korbannya dilarikan kesana. Usai sholat dzuhur, Naura menyempatkan sedikit waktunya untuk mengaji, menenangkan hatinya dari sesuatu yang membuatnya khawatir. Setelah semuanya selesai, Naura melihat ke arah jam ditangannya, masih ada waktu 20 menit untuk makan siang.
Naura melangkahkan kakinya menuju kantin rumah sakit, beberapa hari ini Naura dan teman-teman lainnya lebih sering makan di kantin rumah sakit. Terlihat dari bangku paling ujung, Aliya melambaikan tangannya. Dengan segera Naura mempercepat langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Naura
RomanceRomance - Spiritual || Spinoff Separuh Agamaku Jika diizinkan, Naura akan lebih senang jika ikut bersama Mamanya. Bukan karena Naura tidak sayang dengan Ayah dan Bundanya. Tapi kebenaran akan dirinya seperti penghianatan dari orang terdekatnya. Pria...