Garis Takdir Naura - 16

2.7K 216 34
                                    

Masa Koas

Doa terbaik selalu Naura lantunkan untuk laki-laki yang ternyata adalah Kakaknya. Semenjak pertemuan terakhir di hari wisuda, Naura tak lagi tau bagaimana kabar Altaf. Orangtua dan keluarga sudah berusaha mencari kemana Altaf pergi tapi hasilnya nihil. Altaf memang bukan anak kecil yang kebingungan hidup seorang diri, kepergianya pasti dengan alasan untuk kebaikannya.

Dengan tangan yang masih memegang buket bunga edelwish yang beberapa hari lalu dikirimkan ke apartemenya. Naura kembali membaca pesan yang ada dalam notenya, berkali-kali Naura mengulangi kalimat yang tertulis disana. Apa mungkin ini dari Altaf? tapi untuk apa dia mengirimkan bunga itu untuk dirinya?, pikir Naura. Tidak, faktanya semua sudah selesai, Altaf akan selalu menjadi Kakak begitupun Naura akan menjadi adik.

Tak ingin terus memikirkan hal-hal aneh lainnya, Naura memilih memasukkan buket bunga kedalam box besar. Box yang berisi kenangan-kenangannya dulu bersama Altaf. Naura harus belajar mengikhlaskan dan mulai lembar baru dalam hidupnya. Semua tidak serta merta berhenti ketika rencana yang akan datang telah gagal sekarang.

Pagi ini adalah jadwal keberangkatan Naura untuk melakukan pengabdian sebagai dokter muda. Cukup jauh karena Naura dan beberapa teman seangkatannya ditempatkan di pulau nan jauh disana, ups. Pulau Anambas, akan menjadi lingkungan baru untuk Naura dua tahun kedepan, jauh dari orang tua mengharuskan dirinya untuk lebih mandiri.

"Jaga diri baik-baik ya disana," ucap Kenzi yang masih fokus dengan kemudinya.

"Iya Ken, kamu juga jaga diri baik-baik," ucap Naura.

Entah sejak kapan rasa itu bermula, tanpa disadari kedekatan Naura dan Kenzi sudah lebih dari sebatas sepupu belaka. Terlebih fakta yang sudah mereka ketahui bersama, tak ada ikatan darah diantara keduanya. Tak ada ikatan diantara mereka, semua masih berjalan sebagaimana biasanya, tapi saling memberikan perhatian sudah tak sungkan untuk dilakukan.

Sesampainya di Bandara, sudah ada keluarga Naura disana. Memang sengaja mereka tak menjemput Naura kerena Kenzi yang bersedia menjemput Naura. Sebenarnya kemaren Naura sudah berpamitan dengan keluarganya, dan berharap tak ada yang menemani keberangkatannya. Melihat Ayah, Bunda dan Papanya membuat Naura merasa berat meninggalkan mereka.

"Bunda, doain Naura disana ya," ucap Naura sambil memeluk Najla.

"Selalu sayang, jaga diri baik-baik ya. Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungin bunda ataupun yang lainnya," balas Najla diakhiri dengan mengecup puncak kepala Naura.

"Yah, doain Naura ya," ucap Naura setelah mencium tangan Nafis.

"Selalu sayang, jangan lupa sholatnya ya," balas Nafis dengan mengelus puncak kepala Naura.

"Pa, doain Naura," ucap Naura kemudian memeluk Revano.

"Pasti sayang, maafin papa ya gak bisa menemani kamu disana," ucap Revano.

"Doa papa yang paling utama," balas Naura.

"Makasih ya Ken," ucap Naura kepada Kenzi.

"Jaga diri baik-baik," balas Kenzi dan Naura mengangguk diakhiri dengan senyuman.
Setelah salam perpisahan, naura langsung menuju tempat pemberangkatan. Bergabung dengan teman-teman lainnya, dan dengan berat hati harus berjauhan dengan keluarganya. Ini adalah awal perjalanan karir mulianya, mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan Indonesia.

🌺🌺🌺

Lebaran pertama Naura jauh dari keluaga, sudah delapan bulan Naura menjalani masa koasnya. Banyak pengalaman yang dia dapatkan disana, juga banyak tantangan yang harus dia selesaikan dengan sempurna. Usai sholat idul fitri di masjid yang tak jauh dari rumah sakit, Naura menyempatkan untuk meghubungi keluarganya di Jakarta. Panggilan video sudah tersambung, senyum manis berusaha Naura tunjukkan untuk menutupi kesedihan yang dia rasakan.

Garis Takdir NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang