Komitmen
Usai selesai kelas, sesuai dengan janji yang dibuat antara Naura dengan Altaf. Naura menunggu Altaf menjemputnya di gazebo belakang kampus. Tak ada yang dilakukan Naura selain menscroll layar ponselnya yang membuka aplikasi instagram. Hingga panggilan masuk dari orang yang sedari tadi dia tunggu.
"Iya, jadi gak nih?" tanya Naura.
".........."
"Okee aku langsung kesana sekarang," balas Naura kemudian menutup sambungan teleponnya.
Naura segera melangkahkan kakinya menuju mobil Altaf yang sudah menunggunya di dekat jalan keluar dari fakultasnya. Pintu mobil disebelah kemudi sudah terbuka, dan Naura langsung masuk kedalam. Naura kurang tau, untuk apa Altaf mengajaknya jalan, seperti ada hal penting yang ingin dibicarakan olehnya.
Sejurus kemudian mobil Altaf berhenti di salah satu kafe yang tak begitu ramai. Setelah keluar dari mobilnya, Altaf menuju meja pemesanan. Setelah menyebutkan pesanannya, Altaf mempersilahkan Naura memesan untuknya. Setelahnya Altaf memilih tempat di lantai dua, dan Naura hanya mengekori kemana Altaf pergi.
Altaf memilih duduk di bagian paling dekat dengan pagar, dari sana mereka bisa melihat taman yang ada di bawah. Obrolan santai terjadi diantara keduanya, hingga pesanan makanan dan minuman diantarkan oleh pelayan. Setelah kepergian pelayan, Altaf mencari posisi ternyamannya dengan sesekali menyeruput minuman yang telah dia pesan.
"Kamu tau apa alasan aku ajak ketemu kamu disini sekarang?" tanya Altaf memulai pembicaraan.
"Apa?" tanya Naura yang tau maksud dan tujuan Altaf.
"Aku sayang kamu, kamu tau itu kan Ra?" tanya Altaf dan Naura hanya mengangguk.
"Kamu sekalipun gak pernah balas peryataan itu sama aku, tapi aku selalu merasa kamu juga membalas tanpa kata, bener gak sih Ra yang aku rasakan itu, kita masih dalam komitmen yang kita buat dua tahun lalu kan Ra?" tanya Altaf.
Naura diam, dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Altaf yang satu itu. Pikiran Naura kembali mengingat saat dimana Altaf pertama kali menyatakan perasaannya dua tahun lalu. Disalah satu tempat yang sering di kunjungi berdua.
"Ra, aku ada hal yang ingin aku sampaikan sama kamu, aku tau mungkin yang aku katakan akan terdengar lancang keluar dari mulutku. Satu tahun kita jalan bersama, aku ngerasa ada yang mulai tumbuh dari kebersamaan itu, tanpa aku sadari, tanpa bisa aku tolak, rasa ini terus tumbuh atas nama kamu Ra," kata Altaf yang berhasil membuat Naura diam gelisah.
"Maksud kamu apa sih Al?" tanya Naura menuntuk penjelasan.
"Aku suka sama kamu Ra," tambah Altaf.
Naura tak bisa berkata-kata, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Bibirnya kelu untuk menjawab satu kalimat pernyataan yang barusaja diucapkan oleh Altaf. Naura kira Alttaf tau jika dirinya tak melakukan yang namanya pacaran. Naura menarik nafasnya dalam, berusaha mengumpulkan suara agar dia mampu menjawab peryataan Altaf.
"Aku gak punya jawaban untuk itu Al, aku gak mau pacaran," balas Naura dengan pandangan menunduk ke bawah.
"Aku tau, soal rasa itu memang bukan kehendak kita, kapan dia akan datang, kepada siapa rasa itu terlabuhkan, semuanya tanpa kendali dari kita," lanjut Naura.
"Apa mungkin ada balasan atas pernyataan aku?" tanya Altaf.
Kembali, Naura terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Naura tak pernah merasakan hal yang saat ini dia rasakan. Naura sadar rasa yang mulai tumbuh pada dirinya itu adalah salah. Tapi apa yang barusaja dia ucapkan benar, soal rasa bukan kehendak manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Naura
RomantizmRomance - Spiritual || Spinoff Separuh Agamaku Jika diizinkan, Naura akan lebih senang jika ikut bersama Mamanya. Bukan karena Naura tidak sayang dengan Ayah dan Bundanya. Tapi kebenaran akan dirinya seperti penghianatan dari orang terdekatnya. Pria...