Garis Takdir Naura - 25

2.7K 214 26
                                    

Penculikan

Kenzi baru saja selesai meeting dengan beberapa staffnya. Sengaja Kenzi meninggalkan ponselnya di kamar. Selesai dengan aktifitasnya, tak lupa Kenzi melaksanakan sholat sunnah terlebih dahulu sebelum tidur. Sebelum tidur, Kenzi meraih ponselnya yang berada diatas nakas. Ini untuk pertama kalinya setelah menikah, tak ada Naura disisinya.

Beberapa panggilan tak terjawab juga beberapa pesan belum dia baca dari bar notifikasinya. Nama teratas yang muncul di layarnya adalah nama My Wife Naura. Kenzi merasa bersalah karena tak menjawab panggilan dari Naura. Jari tangannya mulai menekan tombol play untuk mendengarkan rekaman pesan suara dari Naura.

“Aku tau aku salah, dan aku minta maaf sama kamu. Berulang kali sebenarnya aku ingin bilang soal surat itu, berulang kali juga aku mengurungkannya. Aku cuma gak mau membebani kamu yang saat itu lagi sibuk-sibuknya, aku gak bermaksud menyembunyikan semua itu dari kamu. Kamu jangan menganggap aku tidak percaya sama kamu, aku sangat menghormati kamu, dan lagi aku tak mau terlalu membebani kamu dengan masalahku”

“Soal kue itu, maaf kamu harus tau soal itu dari orang lain. Aku benar-benar gak tau soal itu, dan aku takut Mas ...” terdengar diakhir kalimatnya isakan keluar dari mulutnya.

Jam di layar ponselnya sudah menunjukkan tengah malam, Kenzi mengurungkan niatnya untuk menelfon balik Naura. Kalimat terakhir Naura membuat Kenzi merasa khawatir meninggalkan Naura sendirian disana. Kini Kenzi merasa dirinya lah yang bersalah, karena kesibukannya justru membuat Naura tak berani mengomunikasikan masalahnya.

“Andai aku bisa mengomunikasikan semuanya dengan baik Ra, ini semua gak akan terjadi. Maafkan aku sayang, segera aku akan pulang.” Kenzi menatap foto Naura yang tertawa di layar ponselnya.

🌺🌺🌺

Naura menatap sedih kepulangan dua adiknya. Meskipun mereka tinggal disatu kota yang sama, jarak membuat mereka jarang bertemu. Setelah dua hari menemani Naura, kini Nizar dan Nasya harus pulang karena hari senin mereka harus kembali ke aktifitas masing-masing.

“Kalau ngerasa gak berani di rumah sendirian, mending ikut pulang ke rumah bunda aja deh.”

“Siapa bilang aku gak berani di rumah, aku berani kali cuma kalian aja yang dengan baik hati mau menemani aku,” balas Naura.

“Aku takut aja, ntar kita pulang kamu kenapa-kenapa lagi di rumah. Ntar kita lagi yang disalahin sama Kak Kenzi,” balas Nizar.

“Haa? Kenapa gitu,” Nizar hampir aja keceplosan bilang kalau kehadiran dirinya disana karena Kenzi yang menyuruhnya.

"Enggak, udah ya kita pulang dulu," ucap Nizar dan Nasya melambaikan tangannya setelah mengucapkan salam.

Belum sempat Naura menutup gerbangnya setelah mobil Kenzi keluar dari rumahnya. Mbak Gina baru saja sampai di depan rumahnya diantar oleh tukang ojek online. Melihat itu, Naura mengurungkan niatnya untuk menutup gerbang.

“Udah selesai acaranya mbak?” tanya Naura, sedangkan mbak Gina menutup gerbangnya.

“Bu, maaf ya kunci kontrakan saya ketinggalan di rumah. Saya minta kunci gantinya belum di kasih sama pemilik kontrakan jadi saya mau nginep disini boleh nggak?”

“Masuk mbak, aku lagi di rumah sendiri,” ajak Naura.

“Lagian mbak tuh udah aku sediainkan kamar, tapi mbak masih mau pulang ke kontrakan,”

“Ya, saya kan ada pekerjaan juga di rumah lain, gak enak kan kalau harus tinggal disini,”

“Jangan bilang kayak gitu, udah mbak Gina istirahat aja capek kan baru pulang dari Sukabumi,” balas Naura.

Garis Takdir NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang