Bertemu Mama
Setelah sampai di apartemennya, Naura segera menuju kamar mandi. Merendam tubuhnya di bathup untuk sejenak merileksasi tubuhnya. Hari ini memang dirinya tak melakukan pekerjaan yang membuat tubuhnya lelah. Tapi bertemu dengan Revan dan Lita membuat hari Naura menjadi penuh beban. Belum lagi, kebenaran kalau Altaf sedang ada masalah dengan orangtuanya.
Meski hatinya berusaha mengikhlaskan Altaf, tapi bukan berarti Naura tak lagi peduli dengan laki-laki yang sekarang menjadi kakaknya. Setelah menyelesaikan ritual mandinya, dan berganti baju santai. Naura segera menuju dapur untuk memasak makan malamnya. Naura melihat jam yang berada di dindingnya, masih ada waktu tiga puluh menit masuk waktu maghrib.
Beberapa sayuran dikulkasnya sudah mulai habis, hanya tersisa daun bayam disana. Tak ingin masak yang terlalu ribet dan memakan banyak waktu, Naura ingin menumis sayur bayamnya. Sebuah ketukan pintu membuat, Naura mengecilkan api kompornya dan melihat dari layar yang berada disamping pintunya. Naura segera membuka pintunya dan menyambut dua perempuan cantik disana.
"Bunda, Nasya," ucap Naura setelah pintu terbuka.
"Hmmm, lagi masak ya Kak?" tanya Nasya yang langsung menyelonong masuk kedalam apartmennya.
"Cuma masak tumis bayam aja, ayo bun masuk," jawab Naura.
"Bunda dari mana?" tanya Naura.
"Nemenin adik kamu beli beberapa perlengkapan untuk perkemahannya," jawab Najla.
"Kalau ada kamu di rumah, Nasya pasti minta temenin kamu," lanjut Najla.
"Kenapa gak telfon kakak sih dik? Kan kakak bisa samperin ke rumah kalau kamu mau ditemenin," balas Naura.
"Mangkanya, kaka Naura pulang dong ke rumah. Capek aku sendiri yang di isengin terus sama kak Nizar," ucap Nasya.
"Hmmm, bunda sama Aca mau nginep sini?" tanya Naura, berharap bundanya mengiyakan.
"Aca aja kali, bunda gak bisa lah ninggalin ayah sendirian di rumah, nih baru sebut kata ayah aja, ayah udah telfon bunda," jawab Najla kemudian menerima panggilan teleponnya.
Naura bergabung dengan bunda dan adiknya, setelah menyelesaikan masaknya. Nasya memilih menyalakan televisi di ruangan tersebut.
"Serius Aca boleh nginep sini? Aca mau nginep sini sama Kak Naura," ucap Nasya bersemangat.
"Eh, eh tapi besok Aca ada piket pagi, repotlah kalau mau nginep sini," tambah Aca setelah mengingat dirinya besok ada piket pagi.
"Weekend, nginep sini ya dik," balas Naura.
"Siappp," ucap Naura.
🌺🌺🌺
Najla dan Nasya sudah pulang setelah sholat maghrib di apartemen Naura. Sebenarnya, Najla ingin sekali tinggal lagi bersama Naura. Tapi, Najla tidak bisa memaksakan keputusan yang telah diambil oleh Naura. Terlebih keputusan itu memang benar, tak seharusnya Naura tinggal dengan dua laki-laki yang bukan menjadi mahramnya.
Setelah menunaikan kewajiban sholat Isya, Naura segera merapikan kembali alat sholatnya. Setelah meletakkan mukena di tempatnya, mata Naura melihat foto yang sejak dia pindah ke apartemen, diletakkan diatas meja belajarnya. Foto Najla bersama dengan seorang perempuan yang sedang mengandung. Foto itu sudah sejak lama dia ketahui, dan dipajang ruang keluarga rumah orangtuanya.
"Mama cantik ya, andai aja aku bisa bertemu dengan mama, memeluk mama, bertukar cerita dengan mama. Semua pasti akan menyenangkan ma," ucap Naura sambil memegang foto mama dan bundanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Naura
RomansaRomance - Spiritual || Spinoff Separuh Agamaku Jika diizinkan, Naura akan lebih senang jika ikut bersama Mamanya. Bukan karena Naura tidak sayang dengan Ayah dan Bundanya. Tapi kebenaran akan dirinya seperti penghianatan dari orang terdekatnya. Pria...