Di pagi yang cerah, ditemani merdunya suara burung, aku terbangun, dilihat matahari telah menunjukkan jati dirinya, terlihat kegelapan telah berganti menjadi cahaya.
“Pagi semua”. Sapaku kepada semua anggota keluarga yang sedang menikmati sarapan pagi.
“Pagi Senja”. Jawab ibu.
Lalu aku ikut bergabung untuk sarapan pagi bersama.
“Hari ini kamu ada kegiatan lain? Selain sekolah biasa, Senja?”. Tanya Ayah.
“Iyaa yahh, sebelumnya kan aku pernah bilang kalau aku itu menjadi kadidat calon ketua ekskul teater”.
“Ohh bagus dong, sudah kamu siapkan visi misinya?”. –Ayah.
“Sudah yah, tapi aku gugup sekali yah”.
“Lakukan saja yang terbaik, apa pun hasilnya terpilih atau tidaknya kamu sudah melakukan yang terbaik”. –Ayah.
“Iyaa Senja, ibu doakan selalu yang terbaik buat kamu”.
“Amin bu. Senja juga ga akan kecewa kalau tidak terpilih juga, yang penting Senja sudah melakukan yang terbaik”.
“Semangat kak..”. Ucap Cahaya dan Mentari.
Setelah selesai sarapan aku pun langsung bergegas berangkat ke sekolah.
“Pagi Senja”. Sapa pak Yadi.
“Pagi juga pak”.
“Bapak dengar dari bu Ratna kamu menjadi kadidat calon ketua ekskul yaa?”.
“Heheh iyaa pak”.
“Bagus Senja, bapak percaya kamu pasti bisa. Sudah siapkan visi misinya?”.
“Alhamdulilah sudah pak”.
“Oke, kalau begitu semangatt yaa. Nanti siang kan pemilihannya. Dan baru disahkan pada saat pelantikan gabungan nanti”.
“Iyaa pak. Kalau begitu saya pamit ke kelas dulu ya pak”.
“Iyaa Senja”.
Lalu aku pun masuk kedalam kelas.
“Ehh Senja tuhh udah dateng”. Ucap Dina.
“Hai, Senja. Gimana nih, udah siapkan sama visi misinya?”. Tanya Naya.
“Hai juga semua. Udah kok”. Jawabku.
“Alhamdulilah, semoga nanti siang lancar yaa”. Seru Tiara.
“Iyaa, kalian tau ga sihh gaes, kalau mayoritas dikelas kita ini semua calon kadidat ketua ekskul lohh”. –Adela.
“Iyaa benar , bayangin aja kalau ketua ekskul nanti semuanya dari kelas Ap1. Mantap jiwa raga kan”. –Ranti.
“Bissmillah aja, semoga yang terbaik buat Senja dan buat teman-teman kita yang lainnya juga”. –Dina.
“Amin, udah-udah ngobrolnya lanjut nanti lagi. Lihat tuhh, bu Yulia udah dateng”. Ucap ku.
“Iya,iya,iya”. Jawab teman-temanku dan kembali ketempat duduknya masing-masing.
Bel istirahat pun berbunyi. Kita semua langsung pergi menuju kantin sekolah.
“Senja, nanti siang sudah siapkan?”. Tanya kak Eva.
“Sudah kok kak”. Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN YANG TAK PERNAH HILANG
Teen FictionAwan adalah sosok laki-laki yang mencuri perhatianku. Diantara siswa laki-laki yang lain. Dia sangat berbeda, entah kenpa?... Awalnya hanya sekedar mengagumi biasa saja, tapi mulai berjalannya waktu disaat kita sering bersama tanpa terasa dia selalu...