ADITYA #29

6 3 0
                                    


Cinta mengubah sesuatu hal yang tadinya tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

Itu lah kata-kata yang sedikit menggambarkan Aditya.

Dia salah satu temanku di sekolah juga. Yang pernah ku ceritakan di cerita sebelumnya. Aditya yang tergabung kedalam geng nasional dari unit teknik.

Muhammad Aditya itu lah nama lengkapnya. Sosok laki-laki yang cukup keren di sekolah kita.

Dia seumuran denganku dan kita memang berada di angkatan kelas yang sama.

Aku mengenal Adit karena aku memang sudah mengenal teman-temannya yang termasuk kedalam geng tersebut.

Adit memiliki sifat yang sangat pendiam. Bisa dikatakan dia mempunyai hati yang dingin, dan sekeras batu.

Karena memang banyak yang berpendapat bahwa Adit ini sifatnya kaya batu diem, kalau disapa pun dia akan diam saja.

Walaupun memiliki sifat yang sekeras batu tapi Adit merupakan dangton atau bisa di bilang dia adalah leader di paskibra.

Pesona Adit memang sangat menarik tapi karena sifatnya yang seperti itu banyak wanita yang tak mau dekat dengannya hanya memandanginya saja.

Awalnya aku juga sebal sekali dengan Adit. Karena setiap ku sapa dia, dia akan diam saja.

Sampai-sampai aku pernah mengatakan bahwa dia itu manusia prasasti. Hahahaha.

Tapi aku tak henti-hentinya berusaha untuk mengajak ngobrol Adit.

Mungkin karena aku terus mengajaknya berbicara lama kelamaan Adit jadi sering menjawab beberapa pertanyaanku.

Bahkan Adit pun sudah mulai sering mengobrol dengan ku. ternyata di sosok yang baik.

Sifatnya dinginnya lama-lama bisa mencair dan aku bisa melihat sifat nya yang ternyata hangat di dalam.

Rumah kita memang dekat aku juga sering pulang bersama dengan Adit.

Sampai-sampai salah satu guru sekolahku mengira aku dan Adit memiliki hubungan yang khusus. Hahaha. Padahal kita hanya sebatas teman saja.

Sosok Adit yang mengisi hari-hari setelah perpisahan ku dengan Awan.
Hari-hari ku tanpa Awan kini di isi dengan kehadiran sosok Adit.

Aku selalu bersama – sama dengan Adit di setiap kegiatan sekolah jika sedang berada digedung yang sama.

Bahkan teman-temanku tak menyangka aku bisa dekat dengan Adit.
Kini Adit tak lagi bersikap dingin kepadaku.

Ada juga moment dimana aku dan Adit jalan-jalan malam bersama. Kita pergi ke pasar malam dekat rumah.

Kita menaiki berbagai wahana yang ada dipasar malam tersebut. Seketika beban sekolah ku yang telah usai bisa hilang.

Aku dan Adit saling tertawa bersama, mengobrol tentang rencana kuliah kita nanti dan bercanda bersama.

Aku sedikit merasa bahwa Adit kini seperti menganggapku lebih dari sekedar teman. Aku bisa merasakan itu semua.

Semakin lama kita bersama Adit selalu mengungkapkan isi perasaanya yang ia curahkan lewat lagu. Memang Adit memiliki suara yang bagus.

Dia selalu bilang hanya lewat lagu aku bisa mengungkapkannya Senja.
Seperti sekarang dia mengirimkanku sebuah lagu yang romantis.

Aku senang mendengar sauara Adit yang bagus tetapi entah kenapa hati ku tidak bisa merasakan lebih dari sekedar teman kepada Adit.

Aku benar-benar menganggap Adit hanya teman.

Dari Adit :
“Senja, ternyata kamu sudah punya pacar yaa?”.

To Adit :
“Engga kok Adit, aku ga punya pacar sekarang”.

Dari Adit :
“Buktinya ada kakak kelas yang bilang kepadaku bahwa dia pacar kamu. Dan aku harus menjauhi kamu”.

Aku kaget setelah membaca pesan dari Adit. Dan langsung berfikir bahwa itu pasti Awan.

Kenapa Awan masih saja mencampuri urusanku. Bahkan kita berdua saja sekarang sudah tidak ada apa-apa lagi.

To Adit :
“Aku sama dia udah ga ada apa-apa lagi Adit”.

Dari Adit :
“Iya Senja, udah ga apa-apa kok. Aku tau itu”.

To Adit :
“Iya Adit”.


“Hanya karena kita tidak mengatakan hal-hal tertentu, bukan berarti kita tidak merasakannya”. -Aditya-

Aku jadi merasa tidak enak dengan Adit. Gara-gara Awan memperingatkan Adit untuk menjauhi ku.

Berarti Awan selama ini tahu kalau aku sedang dekat dengan Adit.

Aku memang sudah melepaskan dia tapi sepertinya dia belum melepaskanku sepenuhnya. Buktinya dia masih mencampuri urusanku.

Semenjak kejadian tersebut Aku dan Adit tetap dekat.

Tapi Adit seperti tau batasan denganku mungkin dia takut dengan peringatan Awan tersebut.

Sampai sekarang aku dan Aditya berteman dengan baik. Adit sering menceritakan kegiatan dia sekarang tentang kuliahnya.

Bahkan kita berdua pun sering pergi bersama. Ya walaupun hanya sebatas sarapan bersama. Karena aku juga sering bertemu Adit. Memang rumah kita sangat dekat dan berada di jalan yang sama.


************

“ Langit tidak selamanya cerah, kadang hujan pun bisa membawa bencana dan perasaan juga sering kali bisa terluka”.


“Meski cinta berakhir tidak sesuai dengan harapan, namun hidup kan terus berjalan”.

-Aditya-

“Cinta juga memiliki musim. Terkadang kita tersorot cerahnya keindahan, terkadang terguyur derasnya kesedihan”.
-Senja Pratiwi-

AWAN YANG TAK PERNAH HILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang