Waktu memang berjalan terus tanpa berhenti sedetik pun. Sampai hari ini, detik ini, bahkan menit ini aku masih merasa sedih. Seketika hidup ku merasa hampa tanpa kehadiran Awan.Awan yang selalu mengagetkanku, menjahiliku, bahkan suka berteriak-teriak memanggil namaku.
Senyumnya yang selalu terbayang di dalam pikiranku.
Terkadang saat aku turun dari tangga, aku merasa ada sosok Awan yang sedang berdiri di dekat tangga untuk menungguku. Dan aku sadar itu hanyalah sebuah ilusi.
Hari-hari yang kujalanin bersama Awan memang sangatlah berkesan. Makanya sampai sekarang aku merasakan kehilangan dia.
“Aku akan berhenti mengeluh tentang perbedaan jarak dan waktu, karena aku tahu kamu akan segera kembali untukku”.
Seperti hari ini di hari sabtu, aku bersekolah seperti biasa.
Ranti : “Gaes, besok kita ngerjain tugasnya dirumah Nia aja ya…”.
Dina : “Oke deh, yu dirumah Nia aja. Kamu setuju kan Senja?”.
Senja : “Iya setuju aja”.
Aku dan teman-temanku akan mengerjakan tugas sekolah dirumah Nia. aku sedikit berpikir biasanya kalau kerumah Nia pasti bisa bertemu dengan Awan.
Tapi sekarang Awan kan sudah disana, jadi tidak ada gunanya juga kerumah Nia.
Minggu yang cerah. Aku bangun pagi-pagi karena aku ada janji dengan teman-temanku untuk pergi kerumah Nia sesuai dengan rencana kemarin.
Senja : “Pagi bu…”.
Ibu : “Pagi juga Senja, kamu mau pergi?”.
Senja : “Iya ibu, hari ini aku sama teman-temanku mau mengerjakan tugas dirumah Nia”.
Ibu : “Oh dirumah Nia, berarti dekat rumah Awan dong ya..”.
Senja : “Iya bu, tapi percuma ga akan ketemu Awan juga, kan Awan ga dirumah”.
Ibu : “Iya ibu tau, tapi kamu harus tetap semangat”.
Senja : “Iya bu, ya udah Senja pamit dulu yaa..”.
Ibu : “Iya Senja, hati-hati ya kamu”.
Ibu : “Iya bu”.
Setelah berpamitan dengan ibu aku langsung pergi menuju rumah Nia.
Sampai dirumah Nia …..Nia : “Eh Senja, ke warung depan deh, tolong beliin minuman bentar abis nihh”.
Senja : “Oke”.
Aku pun ke warung yang berada didekat rumah Nia.
bahkan sangat dekat juga dengan rumah Awan. Aku melihat sekilas rumah Awan sangat sepi sekali. Aku rindu Awan….. huaaaaaaaaa……
Tapi saat itu juga aku bertemu dengan ibu Awan.“Ehh, kamu Senja kan? Pacarnya Awan?”.
“Hehehe,iya tante. Tante apa kabar?”.
Alhamdulilah tante baik kamu gimana?”.“Alhamdulilah saya juga baik tante”.
“Lagi main kerumah Nia ya?”.
“Iya tante ada tugas “.
“Oh gitu, yu mampir sebentar kerumah tante. Ga apa-apa ga ada Awan juga”.
“Iya tante, sebentar saya kasih ini dulu ke Nia”.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWAN YANG TAK PERNAH HILANG
Novela JuvenilAwan adalah sosok laki-laki yang mencuri perhatianku. Diantara siswa laki-laki yang lain. Dia sangat berbeda, entah kenpa?... Awalnya hanya sekedar mengagumi biasa saja, tapi mulai berjalannya waktu disaat kita sering bersama tanpa terasa dia selalu...