3. Ah Yeah ! (BFF)

14 6 0
                                    

Terkadang kita tidak akan pernah tahu nilai dari suatu momen sampai itu menjadi sebuah kenangan




***

*05.10 PM*

"Bodoh! Seharusnya lo tinggal bilang kalau lo nggak mau sekelompok sama si Kuda itu! Benar-benar payah lo asal mau doang dimasukin ke kelompoknya. Ck. Bete banget gue." Gerutu Dino menyalahkan Vernon.

Mereka berdua sedang berada di kamar Dino. Vernon datang ke rumah Dino untuk mengembalikan iPod Dino yang ketinggalan di tas Vernon.

Dino memelas agar Vernon mau membawakannya ke rumah seperti dia tak bisa hidup tanpa iPod itu. Tapi Vernon tak keberatan, karena dengan itu dia bisa bertemu dengan Dila.

"Soalnya dia emang bodoh, kan? Ya iya sih, Dicky itu benci banget sama pelajaran Biologi terus ngapain masuk kelas IPA coba? Lo nggak penasaran? Dia kan pernah bilang dia nggak akan menyukai Biologi sampai mati malah." timpal Vernon yang berbaring di ranjang Dino sambil memainkan game di handphonenya dengan wajah yang sangat serius sementara Dino duduk di kursi meja belajarnya memperhatikan sahabatnya itu.

"Non, lo aja deh yang kerja bareng sama dia besok, gue nggak mau ikut." Kata Dino lalu memasang earphone kesayangannya itu di telinganya.

Tubuh Vernon bergetar, terkejut karena pernyataan Dino yang tiba-tiba itu.

"Lah, kenapa gue?!" tanya Vernon terkejut sambil duduk di ranjang. Dino hanya asik mendengarkan Beat It melalui earphonenya tanpa memedulikan Vernon yang menghela nafas berat lalu membanting dirinya kembali berbaring di ranjang Dino.

Tak ada yang bisa mengganggu Dino dari kegiatannya itu. Dia sangat mengidolakan Michael Jackson dan mengoleksi lagu-lagunya di earphonenya.

Itu sebabnya dia sangat takut kehilangan iPodnya itu. Kini Vernon sudah berhenti berbaring dan bermain game karena kesal.

Dia pun pamit walaupun sepertinya Dino tak peduli. Ekspresi Dino yang cuek membuat Vernon makin kesal.

Vernon keluar dari kamar Dino dan melihat Dila yang sedang melukis di balkon. Vernon tersenyum lalu menghampiri Dila.

Dila refleks menatap Vernon ketika cowok itu tiba-tiba ada di sampingnya memandangi lukisannya.

"Eh? Vernon? Lo ngapain di sini? Ketemu Dino? Terus kenapa malah di sini bukan sama Dino?" tanya Dila.

"Sebenarnya gue udah mau balik kak, cuma karena kebetulan lihat kak Dila di sini jadi pengen nyapa aja." Jawab Vernon.

"Kakak gambar siapa?" tanya Vernon saat memperhatikan sketsa sebuah wajah yang belum sempurna digambar oleh Dila.

"Someone." Jawab Dila singkat.

Vernon hanya pura-pura mengerti sambil menganggukkan kepalanya. Vernon lalu terdiam saat memperhatikan lukisan Dila yang disertai senyum di wajah Dila sambil memandangi wajah di lukisan itu.

Vernon mengerti.

'Sepertinya itu Kak Johan'. Batin Vernon.

Dila bangkit dan menenteng easelnya ke dalam. Vernon membantu Dila mengangkatkan easelnya yang cukup besar.

Setelah membantu Dila mengangkatkan easelnya ke kamar, Vernon kemudian pamit. Ada rasa kesal, cemburu dan juga sedih dalam hatinya, namun dia tak ingin menampakkannya pada siapapun.

Bahkan sahabat terdekatnya yang merupakan adik kandung gadis pujaannya itu pun tak tahu bahwa dia menyukai Dila. Dia ingin menyatakan perasaannya pada Dila sejak lama.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang