36. Various Things Happened

6 2 0
                                    

*09.20 AM*

“Gue marah, kenapa gue nggak tau sebelumnya kalau lo, Joshua dan Johan sahabatan sejak SMP? Kenapa mereka berdua nggak pernah cerita ke gue? Ck."

Ada banyak penjelasan yang ingin Dila dengar secara langsung dari mereka.

"Aku ini benar-benar penasaran. Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dari gue? Bryan, jelaskan.” kata Dila lagi dengan geram kepada Bryan.

*Flashback on*

35 menit sebelumnya di kampus, Dila tidak sengaja mendengar Bryan yang sedang duduk di taman berbicara di telepon dengan Johan dan itu membuat Dila penasaran.

Setelah selesai menelepon, Dila kemudian menegur Bryan dan menanyakan apakah itu Johan yang dikenalnya. Bryan awalnya tak ingin memberitahunya tapi akhirnya dia pun jujur dan mengatakan kalau dia, Johan dan Joshua sebenarnya dulu bersahabat.

*Back to present time*

“Dil.. ini adalah urusan gue dan mereka, lo nggak usah tau apa-apa.”

Bryan berdehem sekali lalu mencoba pergi. Saat melihat Dila yang memergokinya tadi, jantung Bryan serasa berhenti berdetak.

'Benar-benar gawat.' Batin Bryan gelisah.

Mata Dila bergetar karena syok. Dia pun mengumpulkan keberanian dan menyatakan rasa ingin tahunya pada Bryan.

“Gue pengen tau semuanya. Gue.. ” Kata Dila.

“Nggak perlu dibahas lagi, sekarang gue dan mereka udah nggak dekat. Jadi, nggak ada yang bisa dibahas. Gue cabut yah. Gue ada kuliah.” Potong Bryan dan melewati Dila untuk berjalan ke fakultasnya.

"Tunggu dulu."

Dila menarik lengan Bryan sebelum terlalu jauh.

“Kenapa lagi? Gue kan sudah jelasin tadi. Jadi, lo nggak usah tau apa-apa.” Ucap Bryan dengan tegas.

Bryan berusaha menepiskan tangan Dila yang melingkar di lengannya. Dila mempererat cengkeramannya.

Tiba-tiba hati Bryan melunak karena kasihan pada Dila.

“Tolong."

Bryan memegang tangan Dila yang menempel di lengannya dengan lembut.

"Sepertinya kita sama-sama sibuk, izinkan gue untuk menghemat waktu. Tidak perlu dibahas Dila. Gue yakin lo juga masih banyak urusan lain, kan? Emang lo nggak masuk kuliah? Lepasin gue, oke?” ujar Bryan dengan lembut.

Dila kembali memasang wajah memelasnya. Wajahnya memucat.

Dia berbicara pada Bryan dengan sorot mata penuh harapan. Namun, Bryan seperti tak peduli bahkan melepaskan tangannya pada Dila.

Dan Dila akhirnya mengalah lalu melepaskan Bryan juga.

“Heh, gue nggak akan salah paham! Bryan, ceritain semuanya, please!” Teriak Dila saat Bryan mulai beranjak dari situ.

Otomatis, para mahasiswa yang berlalu lalang di taman itu melihat ke arah mereka.

“Maaf. Gue nggak bisa ceritain apa-apa ke lo. Jangan menuntut lagi.” jawab Bryan dengan tenang.

“Baiklah.” Ucap Dila lalu membiarkan Bryan pergi.

***

*03.37 PM*

Sepulang kuliah, Dila pulang ke rumahnya lalu masuk ke dalam kamarnya dan segera mandi. Setelah mandi, Dila kemudian berbaring di kasurnya.

Rambut basahnya tergerai di atas bantal sehingga bantal itu pun ikut basah. Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang