29. Hello

10 2 0
                                    

*12.10 PM*

Dila berdiri di tengah ruangan koridor menuju kantin kampus namun dia merasa seperti seekor binatang karnivora yang siap memangsa setelah memergoki Bryan dan Harry sedang berbicara serius dan menyinggung Joshua.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Dila.

Dila hanya mendengar Bryan menyebut Joshua. Hanya saja meskipun telah berpikir keras, dia tidak juga menemukan ada hubungan apa Joshua, Bryan dan Harry.

Sama sekali tidak ada yang normal dari hubungan mereka jika dikaitkan.

"Ti-tidak ada kok. Duh.. Sorry, gue ada janji, jadi gue pergi sekarang." Kata Bryan terkejut melihat kehadiran Dila yang secara tiba-tiba itu.

"Maaf, gue gangguin kalian ngobrol, ya?" tanya Dila dengan berani menyatakan pikirannya tanpa ragu dan tanpa rasa bersalah sedikit pun hingga membuat Bryan menghentikan langkahnya.

'Apa jangan-jangan mereka bicara aneh-aneh soal Joshua? Apa cowok juga suka menggosip?' batin Dila.

Bryan dan Harry terdiam saling bertatapan.

"Ah! Waktunya makan."

Satu demi satu hal yang Harry khawatirkan mulai bermunculan memenuhi pikirannya.

"Yuk." Elak Harry mengalihkan sambil menarik lengan Dila.

Kening Dila berkerut. Dia merasakan ada yang tidak beres antara mereka berdua.

Seperti menyembunyikan sesuatu. Dila menahan langkahnya hingga Harry tak bisa menariknya.

"Bryan, bagaimana bisa lo mau pergi, huh? Lo berutang penjelasan sama gue." Ujar Dila menghentikan Bryan lagi.

Mata Bryan bergetar hebat mendengar teguran Dila. Tak bisa tidak, Dila harus mengakui kalau dia sangat penasaran soal Joshua yang kejam itu.

Bryan merasa senewen, melebihi rasa paniknya ketika tadi dia melihat Dila memergoki mereka. Bryan kemudian berbalik dan menatap Harry yang berdiri di belakang Dila.

Harry mengangkat bahu.

"Penjelasan apa, Dil?" tanya Bryan pura-pura tak tahu.

Bryan sudah menyadari rasa penasaran Dila saat gadis itu memergoki mereka. Tapi dia ingin berpura-pura polos untuk menyembunyikan hubungannya dengan Joshua.

'Astaga, kenapa dia malah penasaran sih? Apa jangan-jangan dia mendengar gue dan Bryan ngomong tentang Joshua?' batin Harry khawatir.

"Lo aneh! Tadi lo kan sebut nama Joshua. Kenapa pura-pura nggak tau? Sebenarnya ada apa dengan Joshua, sampai-sampai kalian merasa resah gini pas gue mendapati kalian membicarakannya?" kata Dila mengungkapkan keheranannya atas sikap Bryan yang aneh itu dengan nada sedikit memaksa.

"Gue akan pergi sekarang. Gue benar-benar ada janji."

Melihat cara bicara dan perilaku Bryan, cowok itu tampaknya jujur dan benar-benar ada urusan lain.

"Maaf ya, Dil." Ucap Bryan berusaha menghindari tatapan Dila lalu segera mengundurkan diri dari situ.

Dila terkejut akan jalan secepat kilatnya Bryan. Dila merasa sangat frustrasi hingga kepalanya sedikit pusing, kemudian dia teringat sesuatu.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang