41. Home

5 2 0
                                    

*07.00 AM*

Chelsea yang sangat kesal dan masih memikirkan fakta bahwa Dila, si cewek yang menurutnya kampungan itu bisa merebut hati ketiga sahabat itu. Padahal Chelsea lebih lama mengenal mereka dibanding Dila.

Chelsea kemudian mencoba untuk mencari udara segar dengan berjalan-jalan di taman kota yang cukup dekat dari apartemennya. Dia duduk di sebuah bangku taman dekat arena skateboard sambil meminum susu cokelat yang dibelinya di minimarket.

Dia melihat beberapa orang mulai dari anak-anak hingga dewasa yang sedang bermain skateboard. Kemudian, seseorang yang menenteng sebuah papan skateboard lewat di depannya sambil mengeluarkan handphone dari saku hoodienya.

Namun, sebuah koin jatuh saat dia mengeluarkan handphonenya dan orang itu tidak menyadarinya. Chelsea yang melihatnya lalu memungut koin itu.

“Hei! Permisi, lo menjatuhkan ini.” tegur Chelsea sambil berlari ke arah orang itu yang untung saja belum terlalu jauh.

Orang itu berbalik dan membuka tudung hoodie yang menutupi kepalanya sedari tadi.

“Ada apa?” tanya orang itu menatap langsung ke indra penglihat Chelsea.

“Seribu rupiah tetaplah uang. Ini uang lo.” kata Chelsea menyodorkan koin itu kepada orang itu setelah menatapnya selama beberapa detik.

Dia kaget dan sedikit tercengang saat matanya langsung bertatapan dengan mata orang itu.

Orang itu tiba-tiba menarik Chelsea yang berdiri di tengah jalur sepeda semakin dekat padanya hingga wajah Chelsea hanya berjarak 10 cm dari dada bidang orang yang cukup tinggi itu. Chelsea memandang orang itu dengan tatapan kagum.

Setelah anak-anak yang bermain skuter tadi melewati mereka, orang itu pun mulai melepaskan diri dari Chelsea.

“Aku tidak memikirkannya, kamu ambil saja.” Ucap orang itu dengan suara beratnya yang khas.

“Derby! Buruan! Kita udah mau mulai nih!” seru teman orang yang bernama Derby memanggilnya.

Derby yang berdiri di hadapan Chelsea berbalik melihat temannya sambil mengangguk.

“Makasih, aku duluan.” Pamit Derby dengan muka datarnya lalu berlari ke arah teman-temannya meninggalkan Chelsea yang hanya bisa terdiam.

“Sial! Bodoh! Duh..” umpat Chelsea sambil memukul kepalanya.

“Kenapa nggak kenalan dulu? Haahh.. padahal cowok itu ganteng juga. Namanya Derby, kan? Dia sepertinya cowok yang ramah sekaligus cuek. Menarik.” Ucap Chelsea sambil menatap Derby yang sedang bermain skateboard dari kejauhan.

***

*08.07 AM*

Di kampus, Harry bertemu Gito di tengah jalan menuju kantin.

“Hei, Gito. Ke kantin bareng yuk.” Sapa Harry.

Mereka sudah cukup akrab sejak Harry membantu mengerjakan tugas kelompok Dila dan Gito.

“Terserah lo saja.” Jawab Gito dengan santai.

Mereka berdua lalu berjalan ke kantin dan sesampainya di kantin, Harry dan Gito melihat Dila yang sedang makan berdua bersama pacarnya, Joshua.

Gito melihat pandangan muram Harry.

“Hah.. Sangat lucu.” Gumam Harry.

“Har, buruan duduk. Biar gue ambilin makanannya.” Kata Gito cuek lalu menuju konter melewati meja Dila dan melirik Dila sekilas yang terlihat baik-baik saja bersama Joshua.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang