20. If I..

11 2 0
                                    

The sadness in your heart is a yesterday you can no longer see, so put it behind you and walk always forward.”

- Catherine Anderson -







***

*01.00 PM*

“Eh? Lo udah pulang, ya? Kenapa Lo sampai melakukan itu? Sini, Kakak mau ngomong.” tegur Dila saat Dino baru saja kembali dari sekolah.

Dila berusaha menahan amarah yang meluap di dalam dirinya.

'Tentang Johan, ya? Tuh kan? Tidak ada untungnya mencampuri urusan orang. Tak apalah. Dengerin aja dulu.' Batin Dino sambil menghembuskan napas berat lalu mengikuti kakaknya ke balkon.

“Apa benar lo yang nyuruh Johan buat temuin kakak?” tanya Dila sembari duduk di kursi balkon.

“Ya, kak.” Jawab Dino singkat.

“Ini sebuah keajaiban loh, gue sepertinya bisa panggil orang semudah itu. Apa kakak mau dipanggilkan orang lagi?” lanjut Dino bercanda.

“Dasar! Karena itu, gue akan bilang dengan sejelas-jelasnya tentang Johan. Gue.. “ kata Dila. 

“Nggak usah. Tak ada yang harus diberi tau. Gue juga nggak mau tau.” Potong Dino.

“Eh?” Dila kebingungan.

Tidak mengherankan kalau Dini selalu melakukan sesuatu yang membuat orang jadi salah paham, karena begitulah karakternya. Terkadang peduli tapi tiba-tiba menjadi bodoh amat.

Dino berjalan masuk ke kamarnya meninggalkan Dila yang duduk kebingungan di balkon. Sampai-sampai Dila dibuat kecewa dan kesal oleh kelakuan adiknya itu.

“Kok? Dasar Dino, si kalem itu kayaknya emang sok kalem doang.” Gerutu Dila.

Harry tiba-tiba muncul dan ingin mengagetkan Dila namun Dila tiba-tiba berbalik.

“Gue terkesan karena lo menyadarinya.” Ucap Harry lalu duduk di samping Dila.

“Ah.. tentu saja. Gue akan menemukan cowok yang bisa gue cintai lebih dari gue mencintai Johan dan gue pasti akan bahagia.” Gumam Dila seolah tak peduli pada Harry.

“Apa lo galau separah itu? Huft.” Komentar Harry.

“Gue akan mempercayai diri sendiri. Baiklah. Gue masuk, ya. Dino ada di kamarnya tuh.” Kata Dila sembari berdiri dari kursinya dan masuk ke kamarnya meninggalkan Harry yang kebingungan.

“Oh, man. Gue baru datang ditinggal juga.” Gerutu Harry.

'Andai aja lo tau, gue lebih mencintai lo dari apapun, Dila dan gue berharap lo bisa melihat itu suatu saat nanti.' Batin Harry.


***

*07.35 AM*

Keesokan harinya di sekolah Diba.

Jun dan gengnya tiba-tiba menghampirinya saat Diba berjalan masuk ke sekolah.

“Soal tempo hari, ketua kelas sudah menjelaskannya ke gue."

Diba tersenyum pahit mendengar pernyataan Jun.

"Diba gue minta maaf udah marahin lo.” kata Jun.

Diba menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Nggak, gue yang salah kok karena nggak lihat lo lewat. Gue yang minta maaf.” Jawab Diba dengan cepat.

“Oh.. Begitu ya? Lo sebaiknya lebih berhati-hati lain kali, oke? Gue maafin lo buat saat ini.” ucap Jun sambil menatap Diba dengan tajam.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang