42. Zesty

6 2 0
                                    

Even there are seven billion smiles in the world, yours is my favourite.


***

*06.47 PM*

“Lo datang pada saat yang tepat, Har. Yuk sini.” Kata Dila saat membukakan pintu untuk Harry.

Dila dan keluarganya sedang makan malam bersama. Menu makan malamnya hari ini adalah Jengkol Sambal Teri.

Saat memasuki ruang makan, perlahan rona wajah Harry berubah muram. Dia tidak menyangka bahwa Bryan, sahabatnya, juga ada di situ.

“Tentu saja. Sangat mengesankan.” Ucap Harry pada dirinya sendiri saat bertatapan dengan Bryan.

Bryan memang sengaja diundang oleh Bunda Dila untuk makan malam bersama mereka. Bunda Dila menyuruh Harry duduk di depan Dino di samping Dila.

“Oh, Harry!” sapa Bryan yang langsung tersenyum melihatnya. Ayah dan Bunda Dila terkejut melihat Bryan mengenali Harry.

“Kalian saling kenal?” tanya Ayah Dila.

“Iya, om. Dia teman kelas saya di kampus.” Jawab Bryan.

Harry hanya mengangguk mengiyakan. Dila pun memberikan sepotong pepes untuk Harry.

Saat Dila ingin meraih kerupuk yang letaknya di depan Bryan dan karena meja makannya terlalu lebar, dia pun harus membungkuk untuk mencapai toples kerupuk itu.

Harry yang melihat rambut panjang Dila yang hampir saja masuk di makanannya segera memegang rambut Dila dan menahannya agar tidak mengenai makanan Dila.

Bryan melihat itu dan dia merasa sedikit gelisah. Setelah Dila kembali duduk, dia terkejut melihat Harry yang memegang rambutnya.

“Apa?” tanyanya.

“Tadi rambut lo hampir masuk di makanan lo.” ujar Harry menjelaskan lalu melepaskan rambut Dila yang dipegangnya.

Bryan yang melihat Dila tersenyum pada Harry dengan sumringah, merasa cemburu karena Dila tak pernah senyum semanis itu padanya. Jika Bryan merasa cemburu pada Harry, berarti hanya ada satu sebab.... dia menyukai Dila!

Melihat Dila tersenyum saja sudah membuatnya sangat tertekan. Bryan segera sadar dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

'Nggak. Nggak bisa. Gue melakukan ini untuk para sahabat gue. Gue nggak boleh baper.' Batin Bryan sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.



***

*07.57 PM*

Mereka pun menyelesaikan makan malamnya dengan lahap. Jam menunjukkan pukul 8 malam, Harry, Bryan, Dila dan Dino bergabung di ruang tengah untuk bermain game PS.

Tapi hanya Harry dan Dino. Bryan hanya duduk di sofa belakang mereka untuk melihat permainannya.

“Bryan, nggak ikutan main?” tegur Dila heran lalu duduk di samping Bryan.

“Seandainya gue bisa..”

“Bisa apa, Bryan?” tanya Dila penasaran atas perkataan Bryan yang menggantung.

Bryan kemudian menoleh dan menatap Dila.

'Dila, seandainya gue bisa menahan perasaan aneh gue ke lo.' Batin Bryan sambil terus menatap Dila.

“Apaan sih, Bryan?” tanya Dila lalu memundurkan kepalanya menjauhi Bryan yang menurutnya aneh.

“Seandainya gue bisa.. main game juga.” Lanjut Bryan lalu memalingkan wajahnya ke layar TV.

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang