30. Surprised

6 2 0
                                    

Aku kehabisan cara tuk jelaskan padamu
Mengapa sulit tuk lupakanmu
Aku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku 

- Tulus, Tukar Jiwa -





***

*10.35 PM*

“Sepertinya sudah lebih dari empat tahun. Gue nggak akan melakukannya lagi. Gue sudah berhenti ngerjain orang karena sudah nggak ada gunanya. Gue hanya pengen nginap di sini sementara soalnya gue bosan banget di rumah. Ah! Gue janji gue akan bersikap baik dan kita akan berdamai, bagaimana?” kata Bryan melontarkan segala macam alasan agar bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Joshua.

Bryan ingin memperbaiki hubungannya dengan Joshua, dan keterus-terangannya itu membuat Joshua terkejut.

“Lo membuang-membuang hidup lo. Itu nggak akan berhasil."

Setelah membalas perkataan Bryan, dengan santai Joshua kembali menutup pintu apartemennya. Namun, Bryan menahan pintu tersebut dengan kaki kanannya.

"Jika itu nggak berhasil selama empat tahun, itu nggak akan pernah berhasil."

Wajah Joshua menggambarkan bahwa dia tak peduli soal ucapan Bryan.

"Lagian kenapa lo ngotot banget mau baikan sama gue? Gue nggak suka lihat lo lagi. Emang lo nggak ingat waktu di pantai itu, lo dan Johan sengaja kan ninggalin gue? Bahkan setelah itu pun lo nggak pernah minta maaf sama gue. Jadi buat apa gue maafin lo dan membiarkan lo nginap di apartemen gue?” tanya Joshua dengan tersenyum sinis melihat Bryan yang bersikeras ingin berbaikan dengannya sampai rela larut malam mengetuk pintu apartemennya.

“Gue mohon, Josh. Oh! Gue tau, gue bisa bantu lo dapetin Dila kembali. Setelah itu, lo mau kan maafin gue? Gue benar-benar menyesal udah jailin lo waktu itu, dan gue baru kali ini minta maaf sama lo.” ucap Bryan memelas lalu menatap mulut Joshua menanti jawaban dari cowok itu.

Joshua berusaha berbicara dengan nada santai.

“Gue nggak tau ternyata lo suka memanfaatkan kesedihan orang lain demi diri lo sendiri. Lo pikir gue mau dibantu sama lo? Tunggu dulu.. lo.. dari mana tau kalau gue sama Dila lagi nggak baikan?” tanya Joshua tersadar.

Joshua tak pernah memberi tahu siapapun tentang masalahnya dan Dila.

“..Ah! Gue.. nggak sengaja lihat lo dan Dila kayak berantem gitu."

Mata Bryan menghindari tatapan Joshua.

"Jadi.. ya kesimpulan gue mengatakan lo dan Dila sedang ada masalah, kan?” jawab Bryan dengan jujur.

Tiba-tiba handphone Joshua berbunyi. Joshua segera masuk mengambil handphone di meja ruang tamunya, lalu menjawabnya.

“Halo, Mom. Ya. Mom baru sampai? Oh.. Aku jemput? Baiklah.” Kata Joshua di telepon lalu semenit kemudian mengakhiri pembicaraannya.

“Lo dengar sendiri, kan? Orang tua gue udah balik dan mau tinggal di apartemen gue karena rumah gue udah dijual jadi gue mau jemput mereka dan lo sebaiknya pulang aja, oke?” ucap Joshua dengan cepat lalu masuk kembali mengambil kunci mobil, jaket dan dompetnya.

Joshua menyunggingkan senyum lebar dengan gaya elegan saat keluar dan menutup pintunya.

Ck.

Bryan mengangguk, berdehem lalu menghela napas berat dan dengan gontai meninggalkan tempat itu.


***

Semicolon ; MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang