Penyesalan datang di akhir dan kehancuran juga ikut serta.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
Baekhyun masih menangis dalam dekapan sang ibu. Hari ini, Siwon telah menunjukkan sifatnya yang selama ini terpendam lama. Nyatanya, Siwon memang pria yang kasar dan ringan tangan. Belakangan ini semua itu hilang karena diantara kami tidak ada lagi yang mau memancing amarahnya. Tapi, kali ini semua terjadi lagi.
Tamparan itu bukan hanya membekas di pipinya tapi juga di hatinya. Kalian bisa katakan jika dia berlebihan dan dia memang telah memancing dari awal. Tapi, seharusnya Siwon tidak menamparnya di depan banyak orang. Bahkan tatapan pria tadi, telah menjatuhkan harga dirinya sebagai putri juga perempuan.
Taeyeon mengecup pipi putrinya yang tertampar tadi. Seolah kecupan kecil penuh kasih sayang itu adalah obat penyembuh. Baekhyun menoleh pada ibunya, menatap lekat dengan masih berlinang air mata. Seolah mengaduh bahwa dirinya kesakitan dan kecewa.
"Sudahlah Baek. Kita memang harus terus sabar menghadapi pria itu. Yang terpenting sekarang, kamu jangan menangis lagi. Ingat, kamu udah besar dan sudah harus mampu mengontrol emosi kamu." Ucap Taeyeon lemah lembut.
Baekhyun mengangguk kemudian memeluk ibunya erat.
"Maaf sudah mengecewakan eomma dengan membuat keributan di sini." Baekhyun memasang wajah penyesalannya.
"Tak apa sayang. Semua orang ada batas kesabaran dan berhak meluapkan perasaannya. Sudah kita masuk yuk."
Taeyeon berjalan masuk kembali ke dalam gedung rumah sakit dengan saling bergandengan.
Di lain sisi, Junmyeon masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit. Tangannya terkepal erat dan ternyata dia belum bisa mengendalikan emosinya. Dia bahkan tak lagi menangis melainkan geram dan seakan ingin melampiaskannya ke sesuatu hal. Tapi, tidak bisa.
Sehun, pria yang setia menemaninya kini hanya memandang Junmyeon baik-baik. Pertama kali dia melihat Junmyeon keluar dari sisi lembutnya. Sorot mata tajam, tangan yang terkepal kuat dan nafas yang memburu. Seperti seseorang yang ingin menerkam sesuatu.
Sehun paham sekarang. Kenapa Junmyeon selalu melarangnya untuk membicarakan hal yang bertentangan dengan dirinya. Karena ternyata inilah Junmyeon dalam situasi marah dan emosi tak terkontrol. Seperti wanita yang buruk. Sama dengan Baekhyun tadi.
Dengan berani Sehun menyentuh tangan yang terkepal itu. Membukanya dan menyelipkan jari jemarinya kemudian menggenggam erat. Lama genggaman itu, sorot mata Junmyeon berubah. Jauh lebih biasa dan nafasnya kembali teratur. Sehun baru saja menyalurkan energi positif pada kekasihnya itu.
"Kau...sudah tahu bagaimana keluarga ku kan ? Inilah kami Sehun...manusia-manusia sedarah tapi saling memangsa. Semua adalah sahabat juga...musuh." Ucap Junmyeon dengan pandangan lurus ke depan.
"Hmmm. Aku sudah lihat." Jawab Sehun.
"Sekarang, apa yang ingin kau lakukan ? Jika menyesal, pergilah sekarang."
"Kenapa menyesal ? Dan kemana aku harus pergi ?"
"Siapa tahu kau menyesal memiliki kekasih yang berasal dari keluarga seperti ini. Hancur dan tak harmonis. Kau bisa pergi kembali ke kehidupan yang lalu atau pergi pada perempuan lain." Ucap Junmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Throne (✔)
Fiksi Penggemar#EXO GENDER SWITCH# Memenangkan hati seorang Park Chanyeol adalah syarat untuk bisa menjadi penerus tahta di keluarga Choi. Choi Baekhyun dan Choi Junmyeon adalah saudara yang lahir dari ibu berbeda. Bersaing untuk mendapatkan hati Chanyeol agar bis...