Jangan lupa vote dan comment nya ya
Kontribusi pembaca sangat berarti bagi penulis
Terima kasih
***
Sudah dipastikan aku tak akan bisa malam ini. Aku duduk dengan lemas di kursiku. Melirik kearah map yang tersusun rapi di depanku, kekesalan kembali menguasai. Sepertinya laki laki kejam itu ingin mempermainkanku seharian. Kean tunggu pembalasan dendamku.
Otakku berputar putar mencari cara terbaik untuk membalas Kean. Sepertinya menerjunkannya dari lantai tiga puluh bisa jadi alternative. Atau menenggelamkan Kean ke dasar laut seperti rencana awal juga bagus. Aku tertawa menyeramkan mengetahui pemikiran anehku.
Yah sebelum aku menenggelamkannya, dia sudah terlebih dahulu menenggelamkanku dalam tumpukan dokumen dokumen ini. Aku melihat lihat isi map yang diberikan Kean. Hah, sebelum aku bisa menyiksanya, dia sudah lebih dulu melancarkan aksinya untuk menyiksaku. Jangan jangan dia juga berniat membunuhku? Mati karena bekerja terlalu keras juga mengenaskan dan terlalu menyedihkan. Menyadari itu membuatku semakin nelangsa.
Aku menepis pemikiranku yang semakin ngaur. Lebih baik aku menyelesaikannya secepat mungkin. Aroma kasur sudah tercium dan bantalku dirumah juga sudah memanggil manggilku sedari tadi. Aku meminum coklat hangat yang tersisa hingga tandas. Dan kembali ke pantry untuk membuat satu mug lagi. Baiklah, Rere. Semangattt.
***
Kean
Sementara itu, Kean memperhatikan Micahel yang berteriak dan mencak mencak dari balik tirai di ruangannya. Wanita itu melirik map yang dia berikan, dan ekspresinya langsung berubah gelap. Sebuah senyum terbit di bibir Kean yang sepagi ini hanya bisa menyemburkan kalimat pedas.
Sebenarnya, dari tadi dia sudah menonton Micha bekerja. Memperhatikannya. Mulai dari caranya duduk di balik mejanya yang luas yang menenggelamkan sebagian tubuhnya. Punggungnya yang diluruskan saat dia berada di kursinya membuatnya terlihat lebih profesional. Oh jangan lupakan tanggannya yang dengan cepat mengetik di keyboard komputer. Mulutnya yang komat kamit karena mengucapkan sumpah serapah untuk Kean. Tangannya yang menari diudara saat dia sedang bersenandung menyesuaikan lirik lagu yang dia dengar dari handsetnya.
Awalnya Kean hanya ingin melihat apakah dia bekerja dengan baik atau tidak. Tetapi, kakinya masih bertahan di depan kaca jendela sambil memperhatikan Michael bekerja. Beberapa saat yang lalu, Micha keluar dari ruangannya dan berjalan kearah pantry. Membuat coklat panas. Penasaran. Kean mengikutinya dan mendapatinya sedang meregangkan badannya sambil sesekali masih melonjak lonjak tak jelas.
Apakah dia menari? Atau olah raga? Apapun itu, yang jelas sepertinya dia sedang bergerak untuk meregangkan badannya.
Kean terkekeh saat melihat dia berkacak pinggang dan memutar mutar pinggangnya hingga pinggulnya yang hampir terlihat datar itu menarik perhatian Kean. Kean menyadari Michael lebih sering menggunakan celana saat di kantor. Kebetulan hari ini dia mengenakan rok selutut berwarna hitam. Membuat postur tubuhnya yang kecil terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
RomanceHai, namaku Adresia Michael Polliton. Hiduku awalnya biasa biasa saja, hingga aku dipindahkan ke kantor pusat dan bekerja sebagai sekretaris dari bos lucknut. Keano Adrana Shagufta. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kun...