Part 40: Aku Akhirnya Punya Pacar (Revisi)

111 11 2
                                    

Selamat Membaca,

Chocomellow.

***

Kean mengantarkanku pulang. Selama di perjalanan tangannya tak lepas menggengam tanganku.

"Apa kamu tidak kesulitan mengemudi dengan satu tangan?" tanyaku saat Kean tak juga berniat melepaskan tanganku.

Aku kembali menarik tanganku ketika Kean berhenti di lampu merah. Tapi setelah itu, dia kembali menggenggam tanganku dan menarikku mendekat padanya.

"Tidak juga, aku menyukainya," kata Kean. Lalu tersenyum dan mengeratkan genggaman tangan kami.

Akhirnya aku membiarkan Kean menikmati kedekatan kami. Karena sejujurnya aku juga menyukai caranya menggenggam tanganku. Terasa hangat dan nyaman.

Begitu kami sampai di apartement ku. Kean masih belum melepaskan tangan yang masih menjalin jari-jariku dengan kuat.

"Pak, saya harus pulang." Kataku saat Kean tak juga melepaskan tanganku.

"Namaku," pinta Kean.

"Sorry, kebiasaan. Ayolah Kean, ini sudah malam. Besok kamu juga ada rapat pagi," pintaku.

Kean membalikan badannya dan menghadap kearahku. Dia menatapku lama.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanyaku. Matanya menyorotku dalam. Dan wajahnya terlihat gembira. Bibirnya tersenyum tipis dan semua itu membuatku salah tingkah.

"Beri aku lima menit, aku tak ingin berpisah denganmu." Jawabnya, masih betah menatap wajahku lama.

"Aku tidak tahu kamu ahli menggombal seperti ini. Apa kamu berlatih sepanjang malam? Sudah berapa banyak wanita yang terjerat rayuanmu?" tanyaku menggoda Kean.

"Tapi aku rasa itu tidak cocok dengan wajah datar dan mata tajam itu." Kataku dan terkekeh melihat wajah Kean yang tertekuk masam.

"Aku tidak belajar menggombal. Selain itu, tak ada wanita yang lebih pantas untuk aku rayu selain kamu." Jawab Kean dengan percaya diri.

"Kenapa kamu berfikir seperti itu? Diantara banyaknya wanita cantik diluar sana, kenapa hanya aku yang pantas?" kataku tertarik dengan jawaban kekanak-kanakkan Kean.

"Entahlah, aku tak pernah memikirkannya. Mungkin karena aku tidak tertarik," jawab Kean polos.

Terkadang aku ingin membuka kepala Kean. Dan melihat isi otakknya. Bos setan ini, meskipun dia dingin, pemarah, dan perfeksionis tapi dia terlalu jujur dan blak-blakan.

"Cantikan mana aku dibandingkan Mbak Anjani," tanyaku.

Mbak Anjani adalah sekretaris direktur keuangan. Dia dikenal sebagai salah satu perempuan yang cantik di perusahaan.

"Tentu saja Anjani," jawab Kean jujur.

Bos setan ini. Saking jujurnya, dia bahkan tak memikirkan sakit hati yang akan ditanggung oleh orang yang mendengar jawabannya. Wajahku dengan cepat berubah sangar mendengar jawaban Kean.

"Memang kenapa kalau dia cantik. Tapi aku tak menyukainya. Aku hanya menyukai Michael. Wanita didepanku," mendengar itu wajahku langsung memerah.

Aku rasa laki-laki ini memang belajar menggombal dari seseorang. Kean yang aku kenal adalah laki-laki dingin dan buas. Mendengar dia mengucapkan kalimat rayuan dengan nada lembut seperti itu membuat telingaku geli mendengarnya.

"Aw," teriak ku. Aku dengan cepat melepaskan tautan tangan kami dan menggenggam telingaku. Lalu turun mengusap sedikit tubuhku yang juga merinding mendengar rayuan Kean.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang