Part 2: Keano Ardana Shagufta? (Revis)

295 31 2
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya. kontribusi pembaca sangat berharga bagi penulis.

Selamat membaca,

***

Keano Ardana Shagufta, La-Gufta Group.

Kenapa aku baru sadar sekarang???? Argggggg.

Keano. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kunyah dengan gerigi besi. Hancur sudah ketenangan hidupku. Porak poranda lagi. Kenapa aku di pertemukan kembali dengan dengan pria kejam, berhati dingin seperti Lucifer ini. Keano Shagufta, teman SMA-ku yang kerjaannya selalu marah marah, marah marah, dan marah marah.

Laki laki yang selalu bercokol dihatiku, berakar dengan kuat, tak mau hilang. Laki-laki egois yang suka PHP-in perempuan. Laki-laki yang bakal aku celurit pertama kali kalau hukum dan dosa di tiadakan. Tiba-tiba telinga ku berdengung, badan ku terasa ringan dan pandanganku langsung kabur.

Lalu kilasan memori masa lalu menghampirku. Membuat badanku langsung gemetar ketakutan.

Aku harus menghindarinya. Apapun yang terjadi. Begitu rapat selesai aku harus cepat keluar dari ruangan ini. Lagian nggak ada alasan kenapa aku harus bertegur sapa dengan CEO perusahaan ini. Aku yang hanya rakyat jelata, yang beda kasta dengan nya tentu saja tak memiliki kepentingan untuk beramah-tamah.

Aku berharap Kean secepatnya kembali ke kantor pusat. Sehingga udara bersih tampa Kean bisa memenuhi paru-paru dan padangan ku lagi.

Setelah berfikir begitu aku kembali rileks. Namun, perasaan itu hanya bertahan sebentar

Rasa khawatir dan takut masih menguasai diriku. Saat tiba giliranku. Pantatku seperti terpaku di kursi yang aku duduki. Bahkan kakiku bekerjasama dengan tubuhku yang lain untuk menghindar dari Kean. Seakan tau jika didepan sana adalah hutan liar dihunyi oleh predator bernama Kean.

Aku bersusah payah membawa tubuhku berdiri didepan dan memulai laporanku dalam meeting ini. Dan saat mata Kean menatapku, sel sel otaku seperti mengalami korlseting. Tak ada satu katapun yang terlintas di otakku saat ini. Disampingku, terdengar kata 'silahkan dimulai ibu adre' dari protokol rapat hari ini.

Perasaan gelisahku tak membaik saat melihat Kean melemparkan senyum isengnya padaku. Kurasa, aku tau apa yang dipikirkannya sekarang. Merasa makin tersudut, aku memilih memejamkan mata dan meghembuskan nafas dengan teratur. Lalu dengan cepat berputar sedikit untuk menghadap Screen Proyektor di belakangku.

 Lalu dengan cepat berputar sedikit untuk menghadap Screen Proyektor di belakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan setelah rapat selesai, aku bergerak perlahan lahan meninggalkan ruang rapat. Tapi apa daya saat Pak Ardi memanggilku.

"Adre.. ikut keruangan saya sebentar, ada yang perlu kami bicarakan"

Aku memperhatikan Pak Ardi yang bicara padaku, dan saat kata 'kami' keluar dari mulutnya aku tau yang dimaksud kami adalah Pak Ardi dan Kean.

"Baik pak," jawabku dengan senyum terpaksa.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang