Part 22: Alexi (Revisi)

131 12 3
                                    

Aku kembali melihat sekeliling ruangan. Pagi ini merupakan jadwal rapat mingguan Timnya Pak Myer. Di sampingku Kean sibuk memperhatikan Pak Myer yang sedang menjelaskan Proyek La-Guffta Hotel baru yang akan segera di buka oleh perusahaan di pertengahan tahun ini. Sementara Kean terlihat fokus, aku kembali membalas pesan dari Alexi. Sebenarnya aku berencana datang ke apartementnya malam ini setelah pulang kantor untuk mendiskusikan wedding cake nya Mbak Alya.

Aku terkekeh membaca chat dari Alexi. Tiba tiba Kean berbisik di sampingku. Aku berjengit kaget. Hingga aku tak sengaja menyenggol meja dengan kakiku. Bunyinya begitu keras hingga semua orang menoleh padaku.

Tak berhenti di situ, seperti menambah bencana mug stroberi yang ada di atas meja ikut meluapkan coklat drink didalamnya, bahkan pulpenku juga ikut berguling dan jatuh ke lantai. Aku memejamkan mata karena malu.

'Oke, baiklah. Kalian tak perlu melihatku seperti itu. Lawakan ini disponsori oleh Bos setan disebelahku.'

Gumamku dalam hati melihat semua perhatian tertuju padaku. Mereka menatapku dengan pandangan geli. Bahkan Edra dan Ronald sudah bersiap menyemburkan tawanya jika tak ada Kean di ruangan ini.

Sambil menelan gumpalan rasa malu dan kesal dalam mulutku, aku lalu membersihkan luapan coklat drink ku dan merunduk untuk meraih pulpenku yang jatuh entah kemana. Kemudian aku mencoba serius pada Pak Myer yang ada di depan. Terdengar dengusan geli dari Kean melihat tingkah konyolku barusan. Kean masih belum melepaskan pandangannya dariku. Karena risih dipandangi terus, aku menoleh sebal padanya.

Dia mengangkat sebelah alisnya, menatapku dengan wajah datar khas nya. Aku menghela nafas melihat dia tak mau melepaskan kesalahan konyolku barusan.

"Maaf pak" ucapku akhirnya.

"Maaf apa?" tanya Kean sambil menopang dagunya menatapku dengan wajah datar, tapi aku melihat matanya menyorot dengan geli. Akhir akhir ini Kean semakin sering menggodaku. Dia melirik kantong celanaku karena notifikasi pesan dan kembali menatapku yang ada di sampingnya.

"Yah... itu" aku tak tau harus menjelaskan apa karena malu.

"Apa saya terlihat marah melihatmu malah sibuk dengan ponsel?" tanyanya karena aku tak melanjutkan perkataanku. Dia tersenyum geli melihatku tersudut.

"Tidak," aku memandang Kean, dan kemudian menunduk pasrah.

"Lalu kenapa minta maaf?" Kean kembali menoleh kearah Pak Myer. Karena tak dapat menahan tawanya melihatku yang semakin merasa malu karena kekonyolanku.

"Itu... saya hanya merasa bersalah karena malah mengurus masalah lain saat rapat," ucapku.

"Bagus kamu paham. Jangan terlalu kentara Micha. Itu membuat saya kesulitan." Jawabnya sambil masih mendengarkan penjelasan Pak Myer.

"Hah?" Aku bingung dengan jawabanya. Apa maksudnya?

"Fokus," ucapnya masih tersenyum geli. Aku kembali memperhatikan Pak Myer dan melanjutkan laporanku untuk notulen rapat hari ini. Tapi meskipun aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. Perkataan Kean malah berdengung keras di telingaku. Membuat aku tak fokus seharian.

***

Jam 9 malam, aku baru tiba di Apartement Alexi. Dia sedang sibuk membereskan Apartementnya yang berantakan. Ingat ketika aku pernah membandingkan apartement ku dengan apartement orang lain. Yap, itu adalah apartement milik Alexi. Meskipun apartement ini lebih mewah dari unit apartementku. Tapi karena saking kotornya, tak ada kenyamanan sama sekali dari apartement ini.

Jangan salah, unit apartement Alexi bahkan tak patut menjadi hunyian manusia. Baju kotor dimana mana, sampah, kertas desain cake, botol air, remah roti, bahkan aku bisa merasakan debu dari lantai yang entah sudah berapa lama tidak dia sapu.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang