Jangan lupa vote and comment nya ya. Terima kasih atas dukungan pembaca semuanya.
Selamat membaca,
Chocomellow.
***
Kean menatapku, matanya membulat tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Aku sudah memutuskan, apapun rekasi Kean setelah ini aku akan menerimanya. Tak peduli apakah itu akan menyakitiku lagi. Karena bagiku, hubungan tampa landasan kepercayaan tak ada artinya. Dan aku tak mau memulai hubungan kami dengan rahasia besar yang masih menyelimutinya.
"Kamu ingat, saat Keira, mantan pacarmu mengamuk karna kamu putisin dia tiba-tiba," membuat Kean dengan ragu menganggukan kepalanya setelah mencoba berfikir beberapa saat. Aku yakin, laki-laki ini tak ingat seperti apa wajah Keira itu, jika aku tanya orangnya. Itu karena laki-laki didepan ku ini tak pernah serius untuk menjalin hubungan. Bahkan dia tak ingat bagaimana pertemuan pertama mereka, apa yang mereka suka dan bahkan dia sempat lupa nama nama mereka. Membuatku beberapa kali harus adu mulut dengan mantan mantannya itu karena Kean selalu mencariku guna mengatasi situasi gawat darurat seperti itu. Saat itu bahkan aku berfikir, apa aku hanya digunakan sebagai tameng oleh laki-laki ini?
"Saat itu aku menghibur Keira dan mengajaknya ke mall, tapi aku malah nggak sengaja liat papa disana," lanjutku. Sambil meremas jemariku yang terasa dingin karena mengingat betapa menakutkannya tahun-tahun itu.
"Awalnya aku kira papa yang selingkuh dengan wanita itu, tapi setelah empat bulan aku mengikuti mereka. Aku ragu," lanjutku. Kean masih diam, dia tak lagi terlihat terkejut. Saat ini dia memperhatikanku dan mendengarkanku dengan serius.
Aku menarik nafas dalam dalam, dan kembali menjelaskan situasiku saat itu pada Kean.
"Malam itu, saat kamu membantuku dan dipenjara karena preman-preman itu. Tiba-tiba kakek datang, dan karena saat itu aku nggak bisa hubungi mama atau papaku, aku akhirnya minta bantuan kakek buat keluarin kamu dari sana." Jelasku, aku melirik ekspresi Kean. Laki-laki itu terdiam, tapi aku tahu dia kembali mereka ulang kejadian malam itu.
"Pada awalnya aku hanya ingin minta bantuan kakek, itu saja. Saat aku menyebutkan nama belakangku, kakek langsung tahu siapa aku." Kataku sambil tersenyum lemah.
"Kamu tahu Kean apa yang lucu dari cerita kakekmu, beliau bilang, aku adalah anak terkenal di keluarga Polliton, keluarga papaku." Kean menatapku dalam, matanya membulat sempurna. Dia terkejut dengan nama belakangku. Aku tahu sedikit orang yang tahu siapa itu Polliton. Aku sadar, kenapa selama ini aku tak berani menceritakan ini pada siapapun. Bahkan Raka. Selama ini hanya mama dan aku yang tahu. Sekarang aku sadar, apa yang membuatku selalu membatasi diri dari Kean, membuatku selalu waspada, dan menutup diri pada Kean. Karena kenyataan itu menyedihkan. Karena aku sudah cukup kewalahan menghadapi kenyataan itu, dan karena aku takut lama kelamaan Kean akan tahu rasa rendah diriku yang kuat. Karena itu, aku takut.
"Popularitasku sebagai anak haram di keluarga itu, yang dikenal perusak kesempurnaan keluarga." Kabar itu sudah lama menjadi konsumsi publik. Meski aku bahkan belum sadar, jika dikalangan kolongmerat namaku sudah membumi bagaikan contoh malin kundang yang harus jadi jawaban untuk akhir tragis dari tingkah laku brutal masa remaja anak anak mereka.
"Aku menukar semua informasimu untuk informasi itu. Karena saat itu aku masih sangat labil, meski aku tahu alasan papa bertindak diam-diam dibelakang keluarganya. Tapi aku menutup mata. Dan akhir dari cerita itu adalah kematian papa," lirihku. Hingga saat ini reka ulang tabrakan papa masih jelas di otakku. Meskipun berbagai diterapi sudah aku jalaini untuk menyembuhkan diri dari trauma pasca kejadian. Tapi mimpi buruk itu masih belum bisa dihilangkan sepenuhnya.
Mama adalah kekasih papa sejak mereka kuliah bersama. Tapi orang tua papa tidak menyetujuinya dan menjodohkan papa dengan tante Gwen. Saat itu, hubungan papa dan mama kembali renggang. Papa akhirnya menikahi tante Gwen. Tapi dua tahun setelah itu, papa kembali lagi pada mama. Dan menikahinya diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
RomanceHai, namaku Adresia Michael Polliton. Hiduku awalnya biasa biasa saja, hingga aku dipindahkan ke kantor pusat dan bekerja sebagai sekretaris dari bos lucknut. Keano Adrana Shagufta. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kun...