Aku manatap nanar ponsel Mbak Meli. Ini sudah keterlaluan. Tak terpikir gosip seperti ini akan menimpaku. Aku bukan artis, bukan pula wanita yang kecantikannya akan menjadi bahan pembicaraan orang. Padahal aku juga nggak suka cari masalah dengan orang lain atau mencoba membuat skandal. Aku hanya ingin hidup nyaman dan mengerjakan pekerjaanku dengan baik.
Dari ekpresi mereka yang melihatku dengan tatapan bermasalah aku merasa ingin menangis. Aku membuka mulutku, lalu menutupnya kembali. Benar-benar tak bisa berkata kata melihat foto ku dan Kean.
Awalnya aku ingin bersikap seperti biasa. Tak mengiyakan atau menjawab rumor tak berdasar seperti ini. Tapi ketika melihat foto dan komentar netizien. Aku benar benar marah.
Ada foto aku dan Kean saat di acara ulang tahun perusahaan. Saat itu aku menyapa Kean yang sedang berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya. Ada Pak Ardi juga disana. Tapi setelah itu Kean mengajakku untuk mengikutinya karena dia ingin mengenalkanku pada rekan bisnisnya yang lain.
Mengenal mereka seperti ini akan membantuku untuk mengorganisir pekerjaanku dengan mudah. Maka dari itu aku perlu mengenal siapa partner bisnis, pesaing kami atau beberapa orang yang mungkin akan berurusan denganku ataupun dengan Kean. Aku juga dikenalkan dengan beberapa wartawan dan pengacara yang biasanya digunakan perusahaan.
Dan foto ini terjadi saat aku diperkenalkan oleh Kean ke salah satu rekan bisnisnya. Foto-foto ini diambil dari sudut yang berbeda, Kean tampak memeluk pinggangku dari belakang. Padahal aku ingat betul itu tak pernah terjadi. Terlihat tubuhku dan Kean yang sangat dekat hingga terlihat menempel padanya. Banyak komentar kejam terdapat di bawah foto itu.
'Gila nih cewek... mentang mentang udah jadi sekretaris bos bisa dipeluk peluk seenaknya.'
'Liat foto ini, gue ngerasa gosip dia jadi simpanan pak Kean buat naik jabatan betul deh.'
'Dasar B**ch!'
Dan masih banyak komentar lainnya. Aku terus menscroll ke bawah. Foto berikutnya masih di acara ulang tahun perusahaan. Saat itu kejadian di balkon. Saat Kean menyerahkan hak sepatuku. Aku melirik komentar dibawah foto.
'Langsung dibayar ditempat cuy...'
'Kalau udah sekali ja**ng, ya tetap ja**ng!'
Marah, Kesal, dan Malu. Kenyataannya bahkan jauh dari itu, jika mereka melihat sepatuku yang sudah rusak, mungkin tak akan ada komentar seperti ini. Apalah dayaku, foto itu diambil sepinggang jadi sepatuku yang patah tidak terlihat. Foto foto ini seperti sengaja di edit, untuk mendapatkan tanggapan yang fantastis. Dan itu membuatku kesal.
Lalu foto berikutnya ada foto aku menyerahkan handuk dan minuman pada Kean saat familly gathering. Foto foto aku memeriksa perahu bersama Kean. Dan foto terakhir adalah foto Kean menarikku ke dalam mobilnya. Itu terjadi ketika ban mobilku bocor di dekat restorannya Kenrick.
Sial!
Darimana mereka bisa dapat foto foto ini?
Apa mereka mengikutiku?
Untuk dua foto pertama, aku bisa mengerti ada yang mengabadikannya saat acara berlangsung, karena hampir semua karyawan hadir malam itu. Bisa saja mereka tidak sengaja mengabadikan fotoku dengan Kean saat mereka berfoto bersama teman temannya. Tapi aku tak habis pikir dengan foto terakhir.
Bagaimana bisa mereka tau ban mobilku bocor malam itu?
Bahkan mereka sempat sempatnya mengambil foto disaat yang tepat. Saat Kean menarikku untuk mengantarkanku pulang malam itu. Itu dijalan yang cukup sepi jadi aku tak bisa memikirkan alasan kenapa tiba tiba ada foto seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
RomanceHai, namaku Adresia Michael Polliton. Hiduku awalnya biasa biasa saja, hingga aku dipindahkan ke kantor pusat dan bekerja sebagai sekretaris dari bos lucknut. Keano Adrana Shagufta. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kun...