Part 27: Sungguh Mengejutkan (Revisi)

127 15 3
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya

Selamat membaca

***

Aku kembali mengecek penampilanku di depan kaca. Rambut hitamku tersanggul dengan rapi, dengan beberapa anak rambut yang sedikit melarikan diri dari pilinan rumit yang aku buat sore ini. Make up yang ku buat se-natural mungkin guna menutupi bekas luka di dahiku. Aku kembali merapikan sedikit lipatan pada rok brokat ku yang berwarna merah.

Begitu aku mengambil clutch bag ku yang ada diatas Kasur, pesan balasan dari Kean terdengar dari ponselku. Ternyata dia sudah ada di depan apartement. Aku menyemprotkan sedikit parfum di tangan, leher dan rambutku. Lalu melangkah keluar dan mengambil hadiah yang semalam ku bungkus dengan rapi.

Begitu aku turun, mobil Kean terlihat di depan apartementku. Mobil itu terlalu mecolok di apartement kecil seperti ini. Kean keluar dari dalam mobil begitu melihatku melangkah kearah mobilnya. Dia memakai setelan yang rapi. Persis seperti biasa. Hanya saja rambutnya dibuat sedikit berantakan yang membuatnya terlihat segar sore ini.

Oh! Aku baru menyadari sweater yang digunakan Kean hari ini terlihat cocok dengan warna rok ku. Kenapa bisa begitu kebetulan. Sweater maroon, berkerah tinggi yang dipadukan dengan jas hitamnya membuatnya terlihat keren.

"Selamat sore pak," ucapku ketika Kean melihatku dari samping mobilnya.

Dia tersenyum membalas sapaanku. Matanya masih memperhatikanku yang melangkah mendekat kearahnya. Membuatku sedikit risih dengan tatapannya yang terasa semakin memberatkan.

"You look so great!" ucapku mengalihkan perhatian Kean yang masih saja terdiam menatapku.

"Kamu juga terlihat cantik." ucapnya dengan nada lebih rendah. Tapi aku masih bisa mendengarnnya.

Aku berdeham membersihkan keadaan canggung yang semakin terasa mencekik.

"Thank you. Kalau begitu ayo kita berangkat." Ucapku.

Raut wajah Kean langsung berubah. Wajahnya ditekuk masam.

"Apakah kamu benar benar tak berniat mengganti panggilan saya? Kamu bisa mempertimbangkannya." Kata Kean sambil membuka pintu penumpang untukku.

"Tidak, tapi terima kasih atas sarannya." Jawabku dan masuk kedalam mobil.

Sesaat kemudian Kean masuk dan menghidupkan mobil. Aku memasang sabuk pengaman. Kean menoleh kearahku. Kemudian melirik kearah kado yang ada dipangkuanku.

"Kado untuk Alya?" tanya Kean pada kado dengan pita pink yang terlihat cantik.

"Ya. Apa bapak juga membawa kado untuk Mbak Alya?" tanyaku.

Kean mengeluarkan sesuatu dari balik saku jasnya. Sebuah amplop putih polos. Tapi kertas yang digunakan terlihat berbeda dari kertas biasa karena kertas ini cukup tebal. Ada ukiran halus di tepi kertas. Dan nama Kean di tepi kanan atas kertas.

Orang kaya memang beda. Pikirku ketika melihat amplop itu.

"Apa ini?" tanyaku dengan penasaran pada amplop unik Kean.

Aku mengambil amplop itu dari tangan Kean dan menelitinya dengan seksama. Sedangkan Kean kembali terlihat fokus pada jalanan. Aku memutar mutar amplop itu. Tapi tak bisa menebak apa isinya.

Apakah uang?

Tapi untuk amplop yang berisi uang ini sedikit tipis. Aku kembali menoleh kearah Kean, dia tersenyum menatapku yang penasaran dengan isi amplop itu.

"Rahasia" katanya yang malah membuatku bertambah cemberut. Jujur aku penasaran dengan apa yang ingin diberikan Kean.

Tiga puluh menit kemudian kami sampai di hotel tempat resepsi Mbak Alya diadakan. Aku dan Kean melangkah ke ballroom yang sudah penuh dengan kerabat dan bebarapa staf kantor. Pesta resepsi Mbak Alya terlihat mewah dan elegan. Tak heran kenapa dia hampir gila mempersiapkan semua ini seorang diri. Dilihat dari banyaknya tamu yang datang, wajar saja dia hilang akal ketika mertuanya meningkatkan tamu undangan.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang