Jangan lupa vote and comment nya ya.
Kontribusi pembaca sangat berarti bagi penulis
***
"Hah... Ya?" setelah sadar dari keterkejutanku, aku menarik tatapanku ke atas. Ke wajah Kean. Wajahnya masih datar. Jadi aku tak bisa membaca isi pikirannya.
Kenapa dia ada disini malam malam begini?
Aku terdiam cukup lama, begitu juga Kean. Karena di tatap begitu lama dengan ekspresi datar seperti itu, aku semakin canggung dengan situasi kami. Merasa ruang gerakku dibatasi, aku bergerak sedikit kesamping. Menghindari tubuh Kean yang terasa mengintimidasiku.
Oke, baiklah. Apa yang terjadi? Kenapa laki laki bengis ini ada disini? Malam malam begini. Apa dia tersesat? Itu nggak mungkin. Laki laki dewasa tersesat di tengah kota. Itu gila. Tapi kenapa dia bisa tau aku ada disini? Dari sekian banyak supermarket di daerah ini, kenapa dia tau aku ada disini? Ini semakin membingungkan. Kenapa aku merasa sedang di kuntit ya? Tapi kenapa dia harus menguntitku?
Aku kembali bergeser dari kungkungan Kean yang semakin lama semakin mengambil porsi udaraku. Karena jelas kedekatan kami ini membuat paru paru ku kembang kempis kehabisan oksigen. Tapi apalah dayaku, laki-laki itu malah tersenyum menikmati wajahku yang kewalahan menghadapi posisi kami yang menempel seperti ini. Dan sialnya, jantungku juga ikut bekerja sama untuk memperburuku situasiku saat ini.
'Oh, my god. Nikmat mana lagi yang kau dustakan Rere.' Teriakku dalam hati setelah melihat senyum manis+tatapan jahil Kean padaku.
"Mau kemana?" tanya Kean begitu aku kembali menggeser posisiku agar keluar dari kungkungan Kean yang terasa semakin membuat pasokan oksigen di paru paruku menipis. Seperti tak ingin melepaskanku begitu saja, Kean mengulurkan tangannya menahanku agar tetap kembali ke posisi 'setan' itu.
Apa laki laki ini nggak sadar kalau posisi setan ini nggak baik buat jantungku yang sekarang semakin menggila?
***
Kean
Sebenarnya Kean ingin tertawa melihat ekspresi herbivora kecil didepannya. Ketika dia melihatnya keluar dari supermarket. Kean langsung menghampirinya. Wajah perempuan itu yang terkejut dengan kehadirannya membuatnya ingin tertawa terbahak bahak. Matanya tumbuh bulat dan melotot melihat Kean yang melangkah kearahnya. Secara spontan dia mundur selangkah demi selangkah, mencoba menciptakan jarak.
Yang lucunya, dia terjepit oleh dinding kaca supermarket, hingga tak ada lagi tempat untuk dia bisa lari. Sangat menyenangkan melihat binatang kecil yang biasanya menunjukan cakar padanya terjepit dan ketakutan seperti ini. Ketika wanita itu menatapnya, matanya sedikit bergetar. Dan kebingungan jelas terbaca dari matanya. Kami masih diam. Bahkan tak ada yang ingin memulai bicara.
Kean kembali teringat begitu dia sampai di depan Apartemen Michael. Sosok Michael keluar dari gedung apartementnya dengan dua kantong plastik di kedua tangannya. Sambil mengangguk anggukan kepalannya Micha melangkah ketempat sampah. Awalnya Kean ingin mengajaknya makan di restoran Kenrick. Tapi niat itu Kean urungkan saat melihat wanita itu melangkah kearah mobilnya. Takut ketahuan, Kean langsung memundurkan tubuhnya yang masih berada didalam mobil. Tapi Micha sepertinya tak menyadari mobilnya karena dia sibuk dengan ponsel ditangannya. Dia menggunakan handset stroberinya dan mulutnya mulai komat kamit mengikuti lirik lagu yang didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
RomanceHai, namaku Adresia Michael Polliton. Hiduku awalnya biasa biasa saja, hingga aku dipindahkan ke kantor pusat dan bekerja sebagai sekretaris dari bos lucknut. Keano Adrana Shagufta. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kun...