Jangan Lupa vote and comment nya ya
Terima kasih
***
Kean kembali menciumku. Dan aku tak membantah apalagi menolaknya. Bahkan saat ini aku menikmati perlakuannya padaku. Dia menaruh telapak tangannya di bagian belakang kepalaku dan memperdalam ciuman kami. Suara bibir dan ludah yang terdengar membuat ku memerah karena malu. Tanganku yang berkeringat entah sejak kapan sudah berada dileher Kean. Laki-laki itu dengan lembut melingkarkan lengannya di pinggangku dan memelukku erat.
Setelah beberapa lama, Kean melepaskan bibirku. Aku masih terengah-engah mengatur nafas yang terasa sesak. Semua indra ditubuhku pergi ke suatu tempat karena ciuman Kean, namun saat Kean menggigit leher ku, semua indraku kembali seperti tamparan kuat. Aku dengan cepat berteriak dan mencoba menjauh dari Kean.
Tapi aku baru menyadari jika tubuhku sudah berpindah dan duduk diatas paha Kean. Lengannya melilit pinggulku dengan kuat.
"Pak," panggilku cemas saat Kean tak juga berhenti apalagi berniat melepaskanku dari jangkauannya.
"Tunggu sebentar," ucapnya dengan suara serak, membuatku bertambah panik.
Tiba-tiba langit berputar, dan aku sudah terjatuh kearah kasur yang ada dibelakangku. Belum sempat aku bangkit, Kean sudah menjulang tinggi didepanku. Dengan cepat dia menciumku kembali. Setelah puas, dia kembali menggigit leherku dan bahkan tanggannya berhasil mengeluarkan ujung blus unguku yang ada di dalam rokku. Aku terkejut saat tanggannya terasa di pinggang dan perutku.
"Pak, jangan seperti ini." Ucapku dengan panik karena Kean tak juga menunjukan tanda berhenti.
Saat dia masih juga mengelus perut datarku, aku kembali menjerit takut. Aku berusaha melepaskan tangannya yang ada di dalam bajuku. Tapi tak berhasil. Aku menutup mataku. Dan dengan tubuh kaku aku bergumam rendah, mencoba mengembalikan kewarasan Kean.
"Saya masih sekeretaris anda pak. Saya bisa-bisa dikeluarkan dari KK jika kehilangan harta saya disini. Malam ini. Menjadi samsak hidup mama dan bahkan mati sebelum saya bisa jalan-jalan ke Eropa. Dan Raka bisa-bisa berkomplot dengan teman dokternya untuk memotong kaki dan tangan saya agar saya tak pernah keluar rumah lagi. Jika itu terjadi saya tak bisa makan ice cream dengan tangan saya. Tak bisa menyendok red velvet dan cheese cake sendiri. Dan yang lebih menyakitkannya saya tak bisa memetik stroberi sendiri. Mungkin saja Dimas dan Alexi akan berjaga penuh disamping saya seperti bodyguard, seumur hidup saya. Saya juga perlu mahkota dan harga diri saya untuk suami saya kelak, agar saya bisa menghadapinya jika dia berbuat ulah. Dan yang lebih penting, jantung saya terasa terjepit sekarang. Bisa saja saya mati bahkan sebelum mereka melakukan itu semua." Ucapku merengek, Kean bahkan sudah berhenti saat aku masih setengah jalan menggerutu padanya.
Dia terkekeh geli melihatku yang masih berkomat kamit menyebutkan semua kemungkinan terburuk dalam hidupku.
"Jadi kamu mempersiapkan itu semua untuk saya? Calon suamimu?" tanya Kean dengan nada bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous
RomanceHai, namaku Adresia Michael Polliton. Hiduku awalnya biasa biasa saja, hingga aku dipindahkan ke kantor pusat dan bekerja sebagai sekretaris dari bos lucknut. Keano Adrana Shagufta. Pria bengis. Berhati dingin. Si Perfeksionis yang minta di di kun...