Part 53: Pesta Ulang Tahun Kakek

57 9 0
                                    

Hello readers, terima kasih untuk kalian yang masih setia menunggu chapter update dar Choco.

Selamat membaca, jangan lupa vote and commennya ya

Terima kasih

***

Akhirnya, malam ini pesta ulang tahun kakek diadakan. Aku sudah bersiap sejak siang tadi dirumah Kean. Kami berencana berangkat bersama ke ballroom hotel milik La-Gufta, yang khusus dipesan untuk acara ini. Meskipun Kean sudah berusaha menghiburku yang gugup dan cemas, aku masih meremas jemariku khawatir dengan kesuksesan acara yang sangat ditunggu kakek.

"Kenapa kamu begitu gugup?" tanya Kean saat aku masih meremas jemariku dan terduduk lemas di sofa. Kami berada di kondominium milik Kean.

"Aku takut mengacaukan acara penting kakek," jawabku sambil menerima gelas air putih yang disodorkan Kean padaku. Sambil meminum air dingin yang segar, Kean menatapku sebentar, lalu beralih dan duduk disampingku.

"Tenang Micha, nggak akan ada masalah." Ucap Kean menenangkanku, untuk yang ke sekian kalinya.

Tapi kata kata itu hanya tersangkut di telingaku, tidak dengan hatiku yang sejak kemarin terasa seperti diremas sedimikian rupa. Bagaimana tidak, hari ini bisa dipastikan aku akan bertemu lagi dengan keluarga Polliton. Baik itu kakek, tante Gwen atau Hanna anaknya yang hampir seumuran denganku. Dan ini pertemuan pertama kami setelah sepuluh tahun lamanya.

Memasuki ballroom hotel Kean menggenggam tanganku yang berkeringat gugup. Senyum hangat tak berhenti dia berikan padaku yang bahkan tak sanggup untuk merilekskan ekspresi wajahku yang kaku dan khawatir. Kean mengambil tanganku dan menyangkutkannya dilengannnya. Dengan tangan lainnya dia mengusap sedikit pipiku yang dironai warna merah make up.

"Kamu cantik malam ini, jangan sampai wajah cantik ini tertekuk takut karena tetua-tetua pikun itu." Kata Kean sambil menyorot mataku penuh dengan pujian. Aku tersenyum mendengar Kean berkata 'tetua-tetua pikun' yang merujuk pada dewan direksi dan kolega kakek yang mungkin saja tak menyukaiku.

Setelah berhasil merilekskan tubuhku, akhirnya aku bisa sedikit tersenyum dan melangkah penuh percaya diri di samping Kean. Yah, aku tak akan mati hanya karena mereka tak menyukaiku atau menghinaku. Pikiran itu bersarang di kepalaku sebagai bentuk penghiburan.

Begitu masuk, suasana pesta mewah langsung menyambutku. Banyak pasang mata yang mengikuti gerakanku dan Kean yang sedang bergerak menuju Kakek yang ada di tengah ballroom, menyapa beberapa tamu undangannya yang hadir.

Aku sadar, dengan berdiri dan merangkul lengan Kean seperti ini sambil memasuki pesta ulang tahun Kakek, artinya aku sudah diperkenalkan sebagai patner Kean, dan diterima di keluarga Shagufta.

"Kakek..." sapaku sambil berusaha memberikan senyum lembut dibawah tetapan beberapa kolega dan tamu undangan kakek yang menatapku.

"Micha," jawab Kakek begitu melihatku melangkah bersama Kean kearahnya.

"Selamat ulang tahun kek," ucapku sambil memberikan hadiah yang sedari tadi aku genggam dan terbungkus kertas kado cantik lengkap dengan pita dan kartu ucapan tersemat diatasnya.

"Terima kasih," jawab kakek lalu meraih hadiahku dan menyambutku dengan hangat. Kemudian kakek meraihku, menyeretku keluar setelah pamit pada koleganya yang tadi menatapku penuh tanda tanya dengan tatapan yang memberatkanku. Sambil menyodorkan kembali kado itu pada Kean, kakek membawaku kearah beberapa tetua pesta yang tampaknya adalah kenalan dekat kakek, meninggalkan Kean yang adalah patnerku malam ini.

"Kenalkan, ini calon cucuku." Ucap kakek sambil mengenalkanku ke beberapa tetua pesta yang tersenyum ramah menyambut uluran tanganku saat kakek memperkalkanku dengan mereka.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang