Pengganggu.
***Ratna memarkirkan sepedanya di samping milik Keza. Keduanya berjalan berdampingan menuju kelas, tapi saat sampai di koridor mata keduanya melihat Yuda yang berdebat dengan Cleo. Ratna dan Keza tidak memperdulikan mereka dan terus berjalan, namun Yuda mencekal tangan Ratna membuat keduanya berhenti.
"Yuda!" protes Cleo.
Kedua antek-anteknya juga ikut menatap Ratna dengan sinis.
"Lepas!" perintah Ratna yang langsung di turuti oleh Yuda.
"Kemana kamu semalam?" tanya Yuda.
"Bukan urusanmu," ucap Ratna yang langsung berlalu dari sana.
"Ratna! Na! Tung-"
"Kamu mau kemana si Yud?" ucap Cleo sembari menahan kepergian Yuda yang ingin mengejar Ratna.
"Apaan sih, udah gue jelasin kalau berhenti deketin gue!" ucap Yuda.
"Tapi dia gak mau sama lo!"
"Bodo," ucap Yuda yang langsung pergi ke arah kelasnya.
***Ratna dan Keza berjalan berdampingan menuju kantin, wajah Ratna yang datar dan terkesan suram membuat Keza tersenyum kikuk.
"Apa sesusah itu ujian matematika tadi?" tanya Keza yang langsung mendapatkan tatapan horror dari Ratna.
Keza tersenyum polos melihat respon Ratna, sepertinya matematika tadi benar-benar membuat Ratna tertekan.
"Aku titip es krim, Za," ucap Ratna saat Keza menawari ingin membeli apa.
Setelah Keza mengangguk, Ratna segera mencari meja kosong. Pandangan Ratna tertuju pada meja kosong yang tidak terlalu ramai oleh siswa yang lain, tapi melihat siapa yang duduk di meja sampingnya membuat Ratna menghela napas kasar.
Dengan berat hati Ratna duduk di sana membelakangi dua insan yang selalu mencari-cari masalah dengannya. Sudah cukup matematika saja yang membuat otaknya mati rasa.
"Ini pesananmu, Na," ucap Keza sembari memberi semangkuk es krim padanya.
Wajah Ratna kembali berseri melihat tumpukan es krim dengan beberapa toping. Keza yang melihat itu hanya menggeleng dan melanjutkan makannya.
"Na, setelah ini kamu tunggu di tempat biasa ya, aku mau sholat," ucap Keza yang di angguki oleh Ratna.
Ratna memang terbiasa menunggu Keza sholat di bawah pohon rindang samping musholla sekolah. Tidak masalah baginya menunggu, toh dari pada dirinya di usik oleh kaum laki-laki yang modus.
"Oh iya Za, besok gak ada acara apa-apa kan?" tanya Ratna sembari menyendok es krimnya.
"Gak ada, kenapa?" tanya Keza.
"Aku mau ngajak kamu ke air terjun Cinulang, sekalian liburan kecil-kecilan, kamu bisakan?"
"Bisa!" Ratna terkejut mendengar teriakkan tersebut, pasalnya itu bukan teriakan Keza, melainkan laki-laki di di belakangnya.
"Tenang, aku selalu ada waktu kok," ucap Yuda yang sudah duduk di bangku kosong samping Ratna.
"Gue gak ngajakin lo," ucap Ratna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himbar Buana
Historical FictionBisikan yang selalu dia dengar terpampang jelas di matanya hari ini. Dia tidak boleh mati dan tidak akan mati. Ratna terus-menerus mencari jalan keluar, agar bisa menemui sang nenek kembali. Berharap setelah menyelesaikan cerita dirinya bisa kembali...