"Kenapa baru pulang ma, pa?"
***Pemandangan dari atas air terjun lebih indah lagi, mereka melongo saat melihat pemandangan tersebut.
"Gila si cakep banget," ucap Cleo.
"Na, hati-hati," ucap Yuda sembari memegang lengan Ratna saat dirinya ingin melihat jatuhnya air ke bawah.
"Biarin aja kali, manja banget jadi cewek, kalau dia jatuh mah tinggal mati," sinis Cleo.
"Lo kalau bicara emang gak ada santunnya ya," ucap Keza.
"Biarin Za," ucap Ratna yang menengahi keduanya. Ratna turun dari batu pijakan.
"Udah ayo turun, biar orang bisa gantian lihat pemandangannya," ajak Ratna.
"Yaudah sana, gue masih mau di sini," ucap Cleo sembari naik ke pijakan Ratna tadi.
Mereka turun ke bawah tanpa Cleo dan antek-anteknya, bermain air dan berfoto-foto. Di atas sana Cleo yang melihat tawa dari Ratna, Keza dan Yuda hanya bisa mengepalkan tangannya.
"Apa menariknya Ratna sampai Yuda kaya gitu, padahal cantik juga cantikan lo Cleo," ucap salah satu teman Cleo yang semakin membuat api cemburunya besar.
"Ayo turun, gue mau ngasih pelajaran sama dia," ucap Cleo.
Kaki Cleo tidak sengaja tergelincir batu membuat tubuhnya oleng ke belakang. Beruntung tangan Cleo langsung menggapai batu yang membuat tubuhnya melayang.
Sementara batu yang membuat Cleo tergelincir jatuh ke bawah hampir mengenai Keza. Semua orang yang berada di sana begitu terkejut dan menatap Cleo was-was.
"Cleo!" teriak kedua temannya.
Sementara Yuda di bawah melindungi Keza. Ratna sendiri melotot melihat Cleo yang bergantungan, jika Cleo jatuh tamat sudah.
"Tolong!" teriak Cleo.
Tubuh Cleo gemetaran saat matanya menoleh ke bawah, air terjun ini tinggi. Sudah terbayang jika dirinya jatuh akan bagaimana.
"Tolong!" teriak Cleo lagi. Bahkan suaranya sudah serak karena tangisannya.
"Pegang tangan gue," ucap Ratna yang menjulurkan tangannya.
Cleo yang melihat hal itu terkejut, begitu pula dengan Yuda dan Keza. Mereka tidak tahu jika Ratna pergi ke atas lagi.
"Engga! Lo pasti sukakan lihat gue mau mati biar Yuda makin lengket sama lo!" bentak Cleo.
"Gak ada yang lihat temannya mati Le! Bisa gak si lo gak mikirin cowo di saat begini!" bentak Ratna yang membuat Cleo terdiam.
Akhirnya dengan susah payah Cleo mencoba menggapai tangan Ratna. Sementara Ratna yang tengkurap mencoba menjulurkan tangannya lebih ke bawah. Hoodie putih yang dikenakannya sudah kotor karena tanah, beruntung Ratna memakai celana pendek di balik roknya.
"Gue gak bisa Na," ucap Cleo.
Tangan Cleo yang bertahan memegang pegangannya mulai melemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himbar Buana
Historical FictionBisikan yang selalu dia dengar terpampang jelas di matanya hari ini. Dia tidak boleh mati dan tidak akan mati. Ratna terus-menerus mencari jalan keluar, agar bisa menemui sang nenek kembali. Berharap setelah menyelesaikan cerita dirinya bisa kembali...