Ify dan Zenia tengah menikmati sarapan mereka pagi ini. Mama Zenia memasak sayur sop yang sangat lezat. Tak ayal, mereka makan dengan lahap walaupun masih pagi. Terdengar suara pintu diketuk beberapa kali. Ify bangkit dari duduknya dan berniat membukakan pintu tapi ditahan oleh Meli.
"Udah kamu lanjut makan aja, biar Tante yang bukain," ucap Meli.
Ify menurut saja.
"Ayo Aksa. Sarapan bareng. Kebetulan mereka juga lagi sarapan," ajak Meli setelah mengetahui siapa yang datang.
"Iya Tan. Makasih."
"Halo Om." Aksa menyapa Rahman—papa Zenia yang dibalas anggukan darinya.
"Loh, Kak Aksa! Kok kesini? Terus seharian kemarin nggak di sekolah, kemana?" tanya Ify beruntun.
"Iya, tahu kok kalo kangen tapi satu-satu dong nanyanya." Aksa terkekeh sedangkan yang lainnya hanya tertawa kecil. Ify menjadi malu dibuatnya.
Ify masih diam dan menunggu jawaban dari Aksa.
"Ehm, kayaknya nanti aja aku cerita. Sekarang mau makan dulu. Laper! Nggak sempet sarapan tadi. Ya Tante!?"
Aksa meminta tanggapan Meli.
"Iyaa. Yaudah kalian makan terus berangkat. Tante mau siap-siap pergi juga."
"Iya tuh. Abisin aja. Masakan istri Om nggak ada duanya. Enak poll!"
"Siap Om!" sahut Ify dan Aksa bersamaan, sedangkan Zenia hanya tertawa melihat tingkah laku keluarga dan sahabatnya ini.
***
"Fy, nanti malem dinner yuk? Oke! Jam setengah delapan Kak Aksa jemput," ucap Aksa lalu berlalu meninggalkannya begitu saja.
Kebiasaan! Belum jawab apa-apa main oke-oke aja. Ify menghela napas pelan lalu berjalan menuju kelasnya. Zenia sudah duduk manis di samping tempat duduknya. Aksa menyuruh Zenia ke kelas duluan dengan alasan ingin mengobrol dengan Ify.
"Fy, Kak Aksa kapan ke sininya ya? Kok udah sempet ngasih kotak ini ke meja lo?"
Ify mengernyit bingung. Lagi-lagi dia mendapati kotak di mejanya. Dia meraih kotak yang kali ini berwarna biru dan membukanya.
Semangat pagi!
Jangan lupa senyum hari ini :)Tulisan dan isi yang sama dengan kotak pertama waktu itu.
"Daritadi Kak Aksa sama lo kan? Terus ini dari siapa?"
Ify semakin bingung. Dia bangkit dan berjalan ke depan kelas.
"Ada yang tahu nggak siapa yang naruh kotak ini di meja gue?" tanya Ify setengah berteriak kepada teman-teman di kelasnya. Mereka serempak menjawab tidak tahu. Ify kembali ke mejanya dengan raut kecewa.
Suasana kelas yang tadinya riuh mendadak sunyi. Mata mereka tertuju ke arah pintu kelas. Ify spontan melihat ke arah yang sama. Pantas saja, di sana terlihat seorang laki-laki, lebih tepatnya dua. Ah tidak! Mereka bertiga. Seorang laki-laki yang tidak asing lagi bagi Ify berjalan lebih dulu dan mendekati meja di barisan kedua dari depan. Alvan!
"Semangat pagi!"
Ify terkesiap. Dia mendadak teringat sesuatu. Jangan-jangan...
"Kalian ngapain ke sini?" Zenia langsung bertanya.
"Gue?" Alvan menunjuk dirinya sendiri.
"Ya mau ngap—" salah satu laki-laki yang datang bersama Alvan akan menjawab tapi segera dibekap oleh teman yang satunya.
"Biarin Alvan aja kek yang jawab. Nimbrung aja lo!"
"Dih! Lepasin! Tangan lo bau jengkol tahu."
"Jadinya jengkol apa tahu neh?"
Kini keduanya malah ribut tidak jelas.
"Rio! Belva! Diem kek! Ganggu aja lo pada!"
"Lo ngapain Al kesini?" tanya Ify akhirnya. Dia tidak mau membuat teman-teman sekelasnya heboh karena didatangi cowok, anak IPA pula.
"Mau ngapelin lo lah. Emang ngapain lagi?"
Ify melotot.
"Fy, maksudnya apaan ngapelin lo? Terus Kak Aksa?"
Zenia berbisik pada Ify yang sejujurnya dia sendiri bingung apa maksud dari perkataan Alvan.
"Al! Lo nggak usah ngada-ngada deh. Pacar juga bukan, ngapel apaan?" Ify mulai kesal. Masih pagi dan dia dihadapkan dengan tiga orang aneh sekarang.
"Ya udah kalo gitu," sahut Alvan tertahan.
"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
DEMI SOAL MATEMATIKA YANG KERJAANNYA NYARI SI X MULU!
ALVAN KESAMBET APAAN PAGI-PAGI GINI? Batin Ify berteriak kencang.
Terima! Terima! Terima!
Sorakan anak-anak kelas IPS 2 semakin menggema sampai kelas tetangga ikut menimbrung.
"Lo apaan sih Al? Mending lo ke kelas sekarang!"
Sungguh! Pasti saat ini pipi Ify bak tomat matang yang begitu merahnya.
"Tinggal bilang 'Iya, gue mau.' apa susahnya?"
"Gue..."
"Kayaknya mending kita ke kelas sekarang deh Al," ucap Belva tiba-tiba.
"Apaan sih? Orang gue masih nunggu jawaban Ify juga," sahut Alvan.
"Tau nih! Ganggu aja orang lagi nembak Ify." Rio menimpali.
Gerak-gerik Belva memang mencurigakan. Ternyata...
"Selamat pagi semuanya," ucap seseorang yang langsung mendapat ucapan selamat pagi kembali dari siswa kelas IPS 2.
"Pagi Kak..." ucap anak-anak IPS 2 serempak.
Jantung Ify seolah berhenti berdetak. Aksa!
♡´・ᴗ・'♡
fila_daGercep juga si Alvan🙈
Ketahuan lagi sama Aksa. Gimana tuh jadinya? Ikutin terus :D
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKASA✔
Teen FictionSteffy Aliyaza, gadis manis yang sedikit berbeda dari gadis lainnya karena bisa melihat 'mereka'. Sebagian hidupnya yang hancur perlahan terkikis setelah bertemu seorang laki-laki alumni sekolahnya. Mereka bisa begitu dekat dalam waktu singkat. Namu...