[20] Kejadian di Villa

44 3 0
                                    

Ify mengusap sisa air matanya setelah bercerita panjang lebar tentang kejadian yang dialami. Zenia, Sasya, Meira, dan Aksa mendengarkan dengan seksama. Aksa memeluk Ify erat dan berulang kali mengucap maaf. Sebenarnya Ify tidak masalah dengan ketidakhadiran Aksa saat dia membutuhkannya. Namun, tidak dipungkiri Ify memang merasa hampir putus asa.

“Ya udah, sekarang kita keluar yuk! Siap-siap berangkat,” ucap Aksa sambil menggenggam tangan Ify.

Di teras rumah, semua yang ada di sana menoleh dan berdiri bersamaan mengetahui Aksa keluar, kecuali Satria yang masih tertunduk setelah bercerita.

“Satria,” panggil Aksa membuat Satria ikut berdiri.

Aksa melepaskan genggaman dengan Ify. Dia menghampiri Satria kemudian memeluknya.

Sorry Sat dan makasih lo udah nolongin Ify,” ucap Aksa.

It’s okay,” balas Satria sambil menepuk punggung Aksa pelan.

“Yaelah, apaan sih? Gitu doing dibikin drama,” ketus Bela.

“Bela!” tegur Aksa.

“Drama lo bilang? Coba lo yang di posisi Ify, mau apa lo!?” Zenia mulai bersungut.

“Udah udah! Mending kita berangkat sekarang, biar nanti nggak kesorean sampe sana,” sela Andrew.

“Yang cewek-cewek semobil sama gue. Sisanya pake mobil Andrew. Oke?” ucap Aksa meminta pendapat teman-temannya.

“Oke,” jawab mereka serempak.

“Gue di depan!” pekik Bela dan bergegas memasuki mobil Aksa.

Matahari sudah bergeser ke arah barat tapi mereka bersembilan belum juga sampai ke tempat tujuan. Mereka baru saja selesai makan siang sekaligus merapel sarapan mereka yang ditinggalkan. Terjebak macet adalah hal yang dimaklumi. Apalagi hari ini adalah weekend, benar-benar memperparah padatnya perjalanan.

Setelah perjalanan panjang yang memakan waktu tidak sedikit, akhirnya mereka sampai di villa yang dijanjikan Aksa. Pemandangan di sekitarnya tidak kalah memanjakan mata dengan pemandangan selama perjalanan.

Everest Villa. Tidak ada yang tahu alasan di balik pemberian nama itu oleh pemiliknya. Mungkin sang pemilik memiliki cita-cita setinggi Gunung Everest. Villa yang struktur bangunannya didominasi menggunakan kayu itu memiliki 2 lantai. Lantai pertama terdiri dari 4 kamar, dapur, dan ruang tamu. Kemudian, di lantai atas memiliki tempat bersantai yang nyaman, dilengkapi balkon yang menghadap langsung panaroma alam pegunungan.

Villa yang sudah berumur lebih dari 20 tahun ini tampak terawat. Terbukti dengan kolam renang yang bersih dan tempat barbecue yang luas dan tertata di seberang kolam.

Sore itu mereka habiskan untuk bersih-bersih dan menata barang di kamar masing-masing. Malamnya mereka janjian berkumpul di tempat barbecue untuk menghabiskan masa libur mereka. Kali ini Ify satu kamar dengan Zenia, Sasya bersama Meira dan Bela, Aksa dengan Andre, sedangkan Satria bersama Erik dan Reka.

Malam tiba, mereka keluar kamar dan berjalan meuju tempat barbecue dengan semangat.

“Ify,” panggil Aksa dari depan kamarnya kemudian menghampirinya.

“Gue duluan ya,” pamit Zenia yang tampaknya tahu situasi.

Aksa menggandeng tangan Ify kemudian bertanya sambil berjalan, “Gimana, kamu suka di sini?”

“Suka, pamandangannya menakjubkan!” ucap Ify riang.

“Terus kamu ada liat ‘mereka’ nggak di sini?” tanya Aksa lagi.

ALKASA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang