Ify memulai pagi dengan wajah panik. Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Hari Senin dan upacara akan dimulai 15 menit lagi. Bahkan dia lupa kalau seharusnya hari ini dia datang lebih pagi karena harus menemui wali kelasnya. Semalam, dia dihubungi karena ada sesuatu yang harus dia selesaikan. Ini terjadi karena semalam dia begadang mengerjakan tugas-tugas selama tidak masuk sekolah. Alhasil, dia baru bangun jam enam lewat.
"Gawat! Gue bisa telat beneran. Semoga masih ada angkutan dan semoga jalanan nggak macet Ya Allah!"
Ify memeriksa isi tasnya sambil berjalan tergesa dan sesuatu membuatnya berhenti mendadak. Aksa!
"Pagi Fy! Ayo naik!"
Ify masih cengo dengan kehadiran Aksa yang tiba-tiba.
"Fy, ntar kita telat upacara loh. Pake helmnya terus naik cepetan!"
Ify tersadar dan meraih helm yang diberikan Aksa tanpa bisa berkata apapun. Sekali lagi dia hanya bisa berpikir bahwa Aksa adalah penyelamatnya.
Deru motor Aksa membaur dengan riuhnya jalanan pagi itu. Dia melajukan motornya sedikit ngebut agar tidak terlambat. Ify memejamkan matanya dan berpegangan pada jaket Aksa karena takut.
"Peluk aja." Aksa berkata sambil tersenyum di balik helm full face nya. Ify hanya terdiam.
"Yakin nggak mau peluk?" Aksa menarik gas motornya lebih kencang lagi membuat Ify refleks merangkul Aksa. Ify merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Dia hanya berharap Aksa tidak mendengar suara jantungnya yang sudah tidak karuan itu.
"Enak banget meluknya." Aksa menyadarkan Ify yang entah sedang memikirkan apa.
"Ee kenapa Kak?" Terbukti Ify belum sepenuhnya sadar.
"Yaa peluk terus aja kalo mau diledekin sama satpam sekolah." Aksa kembali terkekeh.
"Ah iya. Maaf Kak." Ify merutuki dirinya sendiri. Berkenalan dengan Aksa seminggu membuatnya sudah tidak karuan saja.
Memasuki area sekolah, banyak pasang mata menatap mereka dengan tidak suka. Lebih tepatnya, menatap Ify. Ini berarti bahwa upacara belum dimulai. Tak heran, saat ini dia datang ke sekolah bersama mahasiswa yang beralmamater kampus ternama. Jangan lupa juga bahwa Aksa adalah alumni SMA tempatnya sekolah sekarang. Ify hanya berharap tidak mendapat cibiran yang lebih lagi setelah ini. Ify berlalu begitu saja meninggalkan Aksa yang kini memandangnya dalam.
Langkah Ify terhenti ketika berpapasan dengan Pak Pri, wali kelasnya.
"Loh, kok jam segini baru sampai? Kan semalam saya bilang buat temuin saya pagi ini," tanya Pak Pri sekaligus mengingatkan.
"Iya Pak, maaf sa-"
"Maaf Pak. Tadi saya minta Ify buat nemenin saya cari bahan buat riset," potong Aksa. Ya, dia berbohong.
Ify menatap Aksa dengan tatapan bertanya-tanya. Lebih tepatnya berterima kasih.
"Ooh, ya udah. Kalian ke lapangan sekarang. Upacara sebentar lagi dimulai," ucap Pak Pri sambil berlalu.
"Siap, Pak!" balas Aksa sedangkan Ify hanya tersenyum kikuk.
Aksa dan Ify berlari menuju lapangan. Suara langkah kaki mereka menarik perhatian banyak siswa. Mereka meletakkan tas di pinggir teras kelas samping lapangan kemudian saling menatap. Entah apa yang mata mereka saling ucapkan.
***
"Fy, kok lo bisa bareng gitu sama Kak Aksa? Oh iya gue lupa, kan sekarang lo adalah seseorang yang harus dia jaga bagaikan barang antik yang saaaaangat berharga." Zenia mendramatisir suasana kantin yang sangat ramai ketika jam istirahat.
"Ih apaan sih Zen. Gue juga nggak tahu tiba-tiba Kak Aksa tadi udah di depan rumah. Karena gue takut telat, ya udah gue bareng dia."
Zenia hanya beroh singkat dan kembali melakukan aktivitas makannya sambil tersenyum menggoda ke arah Ify. Sedangkan Ify tak ingin meladeni godaan Zenia, kemudian menyesap es teh di gelasnya.
"Fy, pulang sekolah bareng Kak Aksa ya."
Ify mendongakkan kepala dan mendapati Aksa sudah berdiri di depannya dengan senyum manis.
"E-eh tapi Kak..."
"Oke kalo gitu. Nanti pulang sekolah Kak Aksa tunggu di parkiran," ucap Aksa seolah tak ingin mendengar penolakan.
Laki-laki yang mengenakan almamater berwarna navy itu berlalu begitu saja. Meninggalkan Zenia yang merasa seperti nonton drama korea. Tak lupa meninggalkan Ify yang sebenarnya juga tidak tahu apa yang baru saja terjadi.
♡´・ᴗ・'♡
fila_daSa ae si Aksa. Wkwk..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKASA✔
Fiksi RemajaSteffy Aliyaza, gadis manis yang sedikit berbeda dari gadis lainnya karena bisa melihat 'mereka'. Sebagian hidupnya yang hancur perlahan terkikis setelah bertemu seorang laki-laki alumni sekolahnya. Mereka bisa begitu dekat dalam waktu singkat. Namu...