"Loh Al, kok pagi-pagi gini udah mau berangkat?" tanya mama Alvan saat putra sematawayangnya itu sudah siap berangkat pukul 05.55.
"Hehhe... Iya Ma," jawab Alvan sambil berjalan menuju meja makan bersama papanya yang tengah santai minum kopi.
"Biasa Ma, paling mau ngapel dulu ke rumah Ify," sahut papa Alvan. Sang anak hanya nyengir kuda.
"Inget ya Al, kamu juga harus perhatiin diri kamu. Kesehatan kamu yang terpenting," ucap mama Alvan mengingatkan. Alvan menghela napas pelan lalu mengiyakan.
"Ya udah Ma, Pa. Alvan berangkat dulu," pamit Alvan sambil menyalami kedua orang tuanya.
"Loh nggak mau sarapan dulu?"
"Nanti aja di rumah IFy!" ucap Alvan yang sudah ngeloyor menuju motornya di garasi.
***
"Fy, kok Aksa minggu-minggu ini nggak pernah kesini lagi? Kalian berantem?" tanya Rere di sela sarapan mereka.
"Emm... Cuma salah paham aja kok Ma," jawab Ify jujur.
"Kalo ada masalah itu diselesaikan, bukan saling menghindar," nasihat Rere.
"Aku udah coba Ma tapi Kak Aksa belum bisa ngerti,"
Tok tok tok
"Biar Mama aja yang buka," ucap Rere kemudian beranjak dari tempat duduknya.
"Hai Fy!" seru Alvan sedikit mengejutkan Ify yang duduk membelakangi arah masuknya Alvan.
"Eh Al, ngagetin aja! Kok pagi-pagi udah kesini?" tanya Ify.
"Aku mau sarapan dulu di rumah calon istri," celetuk Alvan yang mendapat toyoran kecil dari Ify. Rere hanya tertawa melihat tingkah anak muda yang satu ini.
"O ya Tante, nanti aku izin pulangnya agak sore ya,"
"Loh, kamu yang pulang sore kenapa izinnya ke mama aku?" Ify terheran.
"Ya kan nanti mama kamu bakal jadi mama aku juga," ucap Alvan enteng yang dihadiahi pukulan di lengannya oleh Ify.
***
"Fy, pulang sekolah ini gue ke rumah lo ya. Pengen main," ucap Zenia pada Ify saat mereka berjalan keluar kelas.
"Emm..." Ify tampak berpikir.
"Nggak bisa! Ify mau pergi sama gue," Alvan muncul tiba-tiba.
"Bener Fy?" tanya Zenia memastikan. Ify mengangguk pelan.
"Iih Al, lo udah rebut Ify dari gue tahu nggak!" Zenia memanyunkan bibirnya.
"Zenia separuhkuuu, abis ini gue janji deh, lo bisa main ke rumah gue kapan aja. Oke?" rayu Ify sambil memeluk sahabatnya itu. Zenia berdecak lalu mengangguk.
"Ya udah Fy, kamu temenin aku bimbingan dulu ya," sahut Alvan.
"Iya,"
"Eh apa tadi? Aku? Kamu?" Zenia terbahak. Alvan dan Ify menatap heran.
"Ya udah deh. Aku pulang duluan. Kalian baik-baik ya," Zenia menekankan pada kata 'aku' dan berjalan menjauh. Tawanya masih melekat. Mereka hanya geleng-geleng sambil tersenyum melihat tingkah Zenia.
Selesai bimbingan, Alvan dan Ify langsung menuju parkiran sekolah.
"Al, kamu mau ngajakin aku kemana?" tanya Ify sambil meraih helm yang disodorkan Alvan.
"Cuma ke taman deket sini. Nikmatin suasana sore. Mau kan?" Alvan meminta persetujuan Ify.
"Mau kok,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKASA✔
Teen FictionSteffy Aliyaza, gadis manis yang sedikit berbeda dari gadis lainnya karena bisa melihat 'mereka'. Sebagian hidupnya yang hancur perlahan terkikis setelah bertemu seorang laki-laki alumni sekolahnya. Mereka bisa begitu dekat dalam waktu singkat. Namu...