Udara dingin di kamar membuat Ify terbangun dari tidur lelapnya. Dia mengecek hp nya sebentar untuk melihat jam yang terpampang di sana. Jam menunjukkan pukul 4.45 dan dia beralih fokus pada notifikasi panggilan tak terjawab serta pesan beruntun.
Kak Aksa. Gumamnya.
Ify belum berniat untuk memberi respons pada laki-laki yang telah bertaruh nyawa untuknya itu. Dia memilih bergegas membersihkan diri dan menunaikan kewajiban pagi itu. Bukannya tidak tahu terima kasih, tapi dia yakin dua orang wanita yang terlihat sangat menyayangi Aksa waktu itu sudah lebih dari cukup untuk menjaganya. Belum genap satu minggu bertemu Aksa, dia sudah banyak membuat Aksa terluka. Dia tak ingin Aksa kembali terluka saat bersamanya.
Sabtu pagi. Akhir pekan yang sangat dinantikan hampir semua orang, termasuk Ify. Walaupun dia tidak menghabiskan minggu ini untuk sekolah, beberapa kejadian membuatnya sangat lelah.
Setelah peristiwa pingsan yang dialaminya di halte dan ternyata Zenia yang menolongnya, Ify ingin rileks sejenak. Secangkir teh ditemani cemilan kesukannya, merupakan teman yang cocok di pagi yang sedikit mendung itu.
"Selamat pagi, kakak cantik."
Sapaan riang itu sedikit mengagetkan Ify yang tengah menikmati teh hangatnya.
"Ah Ollie, ngagetin aja."
"Abisnya kakak cantik lupain aku setelah kenal kakak ganteng itu."
Hantu anak perempuan yang sudah sejak lama berada di rumahnya itu mulai berceloteh. Ify memang sedikit mengabaikan hal-hal sekitar, karena peristiwa tak terduga yang akhir-akhir ini menimpanya.
"Kakak ganteng siapa?" Ify mencoba mengelak.
"Kakak ganteng yang anterin dan nolong kakak cantik waktu itu." Ify teringat sesuatu. Saat dia diserang hantu wanita malam itu, Ollie sama sekali tidak muncul.
"Namanya Aksa. Ngomong-ngomong kenapa kamu nggak muncul saat aku digangguin sama sosok wanita malam itu?"
"Maafin Ollie. Ollie takut. Hantu itu jahat, kekuatannya sangat besar." Ollie terlihat menyesal.
Ify sudah menduga sebelumnya. Makhluk astral yang bisa memporakporandakan isi rumahnya pastilah memiliki kekuatan yang sangat besar.
"Kok kakak cantik nggak jagain kakak ganteng di rumah sakit?"
"Udah ada keluarganya di sana," jawab Ify rasional.
"Kakak yakin, kakak ganteng udah aman? Kakak ganteng masih belum sepenuhnya bisa mengendalikan diri dan wanita jahat itu bisa saja melukainya lagi. Kalau ada kakak cantik, setidaknya kakak bisa menghalau 'mereka' yang akan mengganggu."
Ify berpikir sejenak dan membenarkan ucapan anak centil yang ada di hadapannya ini.
"Yaudah, aku kesana sekarang."
Ollie tersenyum lebar.
"Dan satu lagi. Berhenti panggil dia kakak ganteng. Namanya Aksa."
Bukannya menjawab, Ollie malah melesat pergi.
Agh! Lama-lama aku kaya orang gila juga nih tiap hari ngomong sama hantu. Batin Ify dan bersiap pergi ke rumah sakit.
Ify menuju rumah sakit menaiki taksi. Entah mengapa ucapan Ollie masih terngiang di kepalanya. Bagaimana dia bisa yakin begitu saja, Aksa akan aman setelah apa yang dilakukan hantu itu padanya dan Aksa. Jujur, Ify mulai cemas sekarang.
Ify teringat pada pesan beruntun dari Aksa yang belum sempat dibacanya.
Kak Aksa_Mahendra:
Kenapa kamu nggak mau di sini? Karena hantu apa karena mama atau Bela?Fy, Kak Aksa harap kamu mau kesini.
Kak Aksa butuh kamu.
Ooh, jadi namanya Bela. Ify memejamkan matanya dan menghela napasnya pelan. Dia sedikit menyesal karena telah meninggalkan Aksa yang sudah bertaruh nyawa untuknya. Namun, semua itu terpaksa dia lakukan semata-mata karena dua wanita itu tidak menginginkan kehadirannya.
"Kakak cantik!"
"Ollie, ngagetin aja kamu tuh!" Ify berdecak karena kaget.
Sopir taksi pun tak kalah kaget dan mulai merasa tidak nyaman.
"Mbak, ngomong sama siapa?"
"Eh ee, nggak Pak. Nggak ngomong sama siap-"
"Kakak cantik harus cepat temui kakak ganteng. Dia butuh kakak cantik sekarang. Cepat!"
Terlihat bahwa wajah Ify semakin tegang sekarang.
"Pak cepet ya Pak! Saya buru-buru!"
Dengan wajah yang masih keheranan, sang sopir meningkatkan kecepatan mobil yang dikendarainya.
♡´・ᴗ・'♡
fila_daDuh, Aksa kenapa yaa? Tunggu saja =)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKASA✔
Novela JuvenilSteffy Aliyaza, gadis manis yang sedikit berbeda dari gadis lainnya karena bisa melihat 'mereka'. Sebagian hidupnya yang hancur perlahan terkikis setelah bertemu seorang laki-laki alumni sekolahnya. Mereka bisa begitu dekat dalam waktu singkat. Namu...