KS - 18

211 84 168
                                    

"Ini taman belakang sekolah, jarang banget orang mau nongkrong di sini. Ada sih, tapi, hanya beberapa. Dan, tempat ini salah satu tempat yang gue suka." Kara menjelaskan panjang lebar sambil melirik ke arah taman dan wajah Sagara yang terlihat mengagumi keindahan taman yang dijaga dengan baik oleh penjaga sekolahnya.

"Pantas, sih, kalau kamu suka taman belakang ini. Di sini sejuk dan bikin betah. Kupikir aku juga akan sering kesini." Kara memutar bola matanya dengan malas. Aku-kamu lagi.

"Oke, udah selesai gue jadi pemandu dadakan untuk menemani lo keliling sekolah. Karena lo masih mau jalan-jalan, gue tinggalin di sini. Gue mau lanjut ke kantin." Kara berjalan menjauh dari Sagara yang sibuk melihat pemandangan hijau di depan. Dia menoleh sambil berlari ke arah Kara.

"Aku juga mau ke kantin. Ke kantin bareng, ya!"

"Hmmm ...." Kara memaklumi tingkah laki-laki di sampingnya, mengingat dia baru saja pindah sekolah ke sini dan mungkin belum bisa menghafal sisi sekolahnya dengan baik.

Banyak pasang mata yang melihat keduanya, tak luput pujian dan bisikan dengan mata mengarah ke mereka tertangkap basah. Kara hanya menatap lurus ke depan tanpa ekspresi. Sedangkan Sagara, sibuk tersenyum menyapa beberapa orang yang tersenyum padanya.

"Dah sampai sini aja. Selebihnya lo cari tempat duduk sendiri. Gue pikir lo nggak butuh gue buat mandu lo keliling kantin kecil ini." Sesampainya di kantin, Kara meninggalkan Sagara di depan pintu. Kara berjalan menuju Daryna yang melambaikan tangannya untuk menyuruhnya datang.

Kara duduk dan menarik kembali kursinya sehingga dia bersandar lebih dekat ke meja.

"Udah lo pesenin 'kan makanan gue?" Dia bertanya pada Daryna. Mata Daryna terfokus pada ponsel yang menunjuk ke makanan di atas meja dengan dagunya.

Tak lama kemudian, matanya menatap Kara, yang datang sendirian tanpa anak baru. "Di mana anak baru itu?"

"Di depan."

"Dimana?"

"Gue tinggalin di pintu kantin. Nggak mungkin lah dia tersesat di kantin." Daryna menganggukkan kepalanya. Matanya menjelajahi seluruh kantin dan menatap makanan di depannya. Sebelum itu, seseorang melambaikan tangannya sambil tersenyum dan mendekati mejanya.

"Psttt ... Kar, anak baru itu datang." Kara melirik ke depan dan melanjutkan mengunyah makanannya. Dia tidak terlalu tertarik padanya, entah bagaimana.

"Boleh gue gabung? Nggak ada kursi kosong di sini." Daryna mengangguk, sedangkan Kara hanya berdehem sebagai jawabannya.

"Boleh, duduk aja gapapa," Daryna tersenyum lembut.

Sagara memandang Kara yang tampak sibuk memakan makanannya. Ia mulai memakan makanan miliknya dengan hening.

Tempat lain pada waktu yang sama.

Arsa datang bersama beberapa murid ke kantin. Suaranya sangat bersemangat, bagi mereka yang ada di kantin untuk mengalihkan perhatian mereka ke pria itu.

Arsa yang ingin segera membeli makanan untuk mengisi kekosongan perutnya terpana dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Kara, Daryna dan pria yang tidak dia kenal. Ya, walaupun Arsa adalah orang bodoamat, dia tidak suka melihat-lihat, tapi dia tahu pasti bahwa pria yang sedang bersama Kara adalah pria yang tidak dia kenali karena baru saja muncul.

KARA |Serendipity|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang