16. Jalan-jalan

6K 834 105
                                    







Langit malam yang sangat indah dipenuhi ribuan bintang yang berkelap-kelip menemani langkah kedua orang yang saling menautkan tangan mereka satu sama lain dan berjalan disekitar pantai. Pasir pantai putih yang lembut menyentuh kaki telanjang keduanya sehingga menimbulkan sensasi geli. Pantai lumayan ramai malam ini.

Renjun dan Haechan duduk diatas pasir putih itu sambil menatap langit diatas yang sangat indah untuk dipandang.

"Langitnya indah ya?" Renjun memulai pembicaraan.

Haechan tersenyum dan mengangguk. "Iya. kenapa kau mengajakku ke pantai malam hari?"

"Pemandangan pantai saat malam hari sangat indah. Coba lihat pantulan bulan itu di dalam air, terlihat indah bukan?"

Haechan menatap air pantai yang memancarkan pantulan langit malam yang indah.

"Kau sering kesini?" Tanya Haechan.

"Ya, aku biasanya kemari bersama Mark dan Jeno." Ucap Renjun.

"Mark Sunbae dan Jeno Sunbae sahabatmu?" Tanya Haechan yang mendapat anggukkan dari Renjun.

Setelahnya, keduanya kembali menikmati pemandangan malam yang indah. Haechan memeluk lututnya sambil memandang ombak pantai.

' Ting '

1 notif pesan muncul diponsel Haechan dan sang pemilik sama sekali tidak menyadari jika ponselnya berbunyi. Ia terhanyut dengan pemandangan malam pantai yang sangat menawan. Sebelumnya ia tidak pernah ke pantai dimalam hari.

"Haechan, kau ingin minum coklat panas?" Tawar Renjun.

Haechan mengangguk. "Boleh, disini ada yang jual?" Netranya mencari cafe atau pedagang yang menjual coklat panas namun dirinya tidak mendapatinya.

"Kau tunggu saja disini." Renjun bangkit berdiri lalu menjauh dari Haechan.

Haechan memandang punggung Renjun yang mulai menjauh dengan rasa bingung dan penasaran yang memuncak. Ia sangat penasaran kemana Renjun akan pergi. Sekarang yang bisa dilakukannya hanyalah menunggu Renjun kembali.

"Huh! Renjun pergi kemana sebenarnya? Lama sekali." Haechan beranjak dari duduknya, kakinya menendang kecil pasir putih dihadapannya untuk menghilangkan rasa bosan yang menghampirinya.

Sekitar 15 menit, Renjun kembali dengan 2 Cup coklat panas dengan asap mengepul ditangannya. Ia memberikan salah satu Cup nya pada Haechan dan langsung diterima oleh sang empu.

"Gomawo." Ucap Haechan.

Renjun tersenyum. "Tidak masalah, maaf ya membuatmu menungguku terlalu lama."

"Tidak apa-apa. Kau juga tadi menungguku di restorant sangat lama."

Kini keduanya menikmati coklat panas mereka yang mulai dingin dalam diam. Hari semakin malam dan udara semakin lama semakin dingin sehingga terasa hingga ke tulang.

Renjun melepas jaketnya saat melihat Haechan yang kedinginan, lalu ia memakaikan jaketnya ditubuh Haechan. Haechan terkejut saat Renjun memakaikan dirinya jaket. Ia menatap Renjun tak mengerti.

"Aku tau kau kedinginan, jadi gunakanlah jaketku agar sedikit hangat." Renjun membenarkan jaket yang digunakan Haechan lalu mengacak rambut Haechan pelan.

Pipi Haechan bersemu, degup jantungnya semakin menggila didalam sana. Coklat panas ditangannya seolah dilupakannya karena perlakuan Renjun padanya yang mampu mengunci pandangan dan pikirannya. Sebelumnya tidak ada pria yang berani melakukan ini padanya kecuali hyungnya dan ayahnya.

True Love ||  [ Nahyuck/Renhyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang