20. Hari yang melelahkan

5.6K 704 163
                                    








Setelah perdebatan Haechan dan Renjun ditaman tadi, Renjun menghindari Haechan. Seluruh pesan dan panggilan dari Haechan tidak dijawab oleh Renjun.

Pemuda kelahiran China itu memutuskan untuk bolos mata kuliah keduanya dan memilih untuk nyebat dibelakang kampus seorang diri. Tujuannya hanya untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

' Bugh '

Renjun meninju tembok didepannya sehingga menyebabkan tangannya memar dan sedikit luka.

"Maafkan aku, Haechan."

Renjun menyadari kesalahannya. Ia tak seharusnya membentak Haechan seperti tadi dan memintanya untuk menjadi kekasihnya. Renjun tak seharusnya seperti ini. Ia tidak punya hak untuk marah karena Haechan memiliki hak untuk menolak atau menerimanya. Renjun terlalu dibutakan dengan keegoisan.

[ TRUE LOVE ]

Sejak tadi Haechan melamun, ia memikirkan pertengkarannya dengan Renjun. Sekarang Haechan tidak tau keberadaan pemuda China itu. Haechan terus memikirkan perasaannya terhadap Renjun dan juga Jaemin. Ada rasa nyaman saat Haechan bersama keduanya.

Haechan sekarang mengerti perasaan apa yang dirasakannya. Ini adalah perasaan cinta. Ia yakin jika dirinya mencintai salah satu dari kedua lelaki itu. Haechan bangkit berdiri dari kursi taman yang didudukinya. Ya, sejak tadi Haechan sama sekali belum beranjak dari duduknya.

Haechan memutuskan untuk mencari Renjun dan menerima Renjun menjadi kekasihnya. Ia telah memantapkan hatinya untuk memilih Renjun, laki-laki yang telah lebih dulu merebut atensi dan hatinya.

Pesan dan panggilan darinya sama sekali belum dijawab ataupun dibalas oleh Renjun. Haechan memikirkan satu tempat yang mungkin didatangi Renjun saat ini. Yaitu, belakang kampus. Tanpa berpikir lagi Haechan melangkahkan kakinya menuju area belakang kampus dengan hati-hati agar tidak ada dosen yang melihatnya membolos.

[ TRUE LOVE ]

Renjun POV.

"Renjun!"

Aku kenal suara yang memanggilku namun aku tetap diam ditempat ku duduk tanpa ingin menoleh pada Haechan, orang yang memanggilku. Aku tau kata-kataku tadi menyinggung perasaannya. Haechan pasti merasa bersalah karena tadi.


Aku dapat mendengar langkah kaki Haechan yang mendekat kearahku. Seseorang duduk di sebelahku, aku dapat merasakan getarannya. Orang itu adalah Haechan yang sedang menatapku saat ini. Aku berusaha acuh dan tetap menghisap rokok milikku dengan tenang.

"Renjun, maafkan aku."

Haechan berucap lagi. Aku menghela nafas pelan lalu kembali menghisap tembakau panas ditanganku. Aku tidak ingin menatap sorot matanya yang menyendu itu karena aku yakin tidak akan kuat. Aku dapat merasakan tangan Haechan menyentuh pundakku, bermaksud untuk menyuruhku menatapnya namun aku masih enggan.

Akhirnya Haechan menarik tanganku dan memaksa diriku untuk menatapnya. Haechan merebut paksa rokok ditanganku beserta bungkusnya lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh dari tempat yang aku dan Haechan duduki.

Haechan menatap mataku. "Renjun-ah, aku ingin menjawab pertanyaanmu."

Jantungku langsung berdebar hebat ketika mendengar kalimat itu terlontar dari mulut Haechan. Kali ini aku ikut menatap matanya dan menunggu kalimat selanjutnya dari mulutnya.

True Love ||  [ Nahyuck/Renhyuck ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang